Home > News

Indonesia-Tiongkok Teken MoU Strategis, Fokus Rupiah-Yuan dan Rantai Pasok Maritim

Keterlibatan Kamar Dagang dan Industri Indonesia serta China Chamber of Commercemenjadi sinyal kuat bahwa kerja sama bilateral ini libatkan sektor swasta.
Indonesia-Tiongkok resmi teken kerja sama baru, Rantai Pasok jadi salah satunya. Sumber:Freepik
Indonesia-Tiongkok resmi teken kerja sama baru, Rantai Pasok jadi salah satunya. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok resmi menandatangani empat nota kesepahaman utama serta delapan kerja sama tambahan dalam bidang ekonomi, logistik, kesehatan, dan media pada Minggu (25/5/2025). Kesepakatan ini disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang di Istana Merdeka, Jakarta.

Salah satu poin krusial dari pertemuan bilateral ini adalah kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dan People's Bank of China (PBoC) dalam mendorong transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal, yakni rupiah dan yuan. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan memperkuat stabilitas nilai tukar di tengah volatilitas global. Penandatanganan dilakukan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur PBoC Pan Gongsheng.

Nota kesepahaman ketiga, yang diteken antara Kemenko Perekonomian RI dan Kementerian Perdagangan China, menyasar penguatan sektor industri dan rantai pasok, yang merupakan sektor krusial dalam ekosistem logistik maritim. Republika melansir apabila Menteri Koordinator Airlangga Hartarto dan Menteri Wang Wentao menyepakati langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi distribusi barang dan mempercepat pembangunan infrastruktur pelabuhan, khususnya dalam proyek-program strategis seperti Belt and Road Initiative (BRI).

Kesepakatan lainnya yang potensial mempengaruhi sektor maritim adalah program Two Countries Twin Parks antara Kemenko Perekonomian RI, Kementerian Perdagangan China, dan Pemerintah Provinsi Fujian. Kolaborasi ini membuka peluang integrasi zona industri Indonesia dan China, dengan kemungkinan peningkatan konektivitas logistik melalui pelabuhan laut yang sudah atau akan dikembangkan.

Selain empat MoU utama, delapan kesepakatan tambahan mencakup bidang pariwisata, ekspor pertanian, pengobatan tradisional, hingga kerja sama investasi dan media. Termasuk di dalamnya adalah kerja sama antara Badan Karantina Indonesia dan Bea Cukai Tiongkok yang dapat mempercepat proses keluar-masuk produk agrikultur di pelabuhan, serta potensi kemitraan antara Danantara dan China Investment Corporation untuk mendanai proyek-proyek pelabuhan dan kawasan industri strategis.


× Image