Home > Port

Standar Komunikasi Laut SMCP, Protokol Wajib Operasional Maritim

Protokol ini berguna untuk keselamatan dan efisiensi operasional di laut.
Sinyal di bidang maritim jadi semakin penting dengan implementasi teknologi. Sumber: Freepik
Sinyal di bidang maritim jadi semakin penting dengan implementasi teknologi. Sumber: Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta – Dalam dunia pelayaran, komunikasi bukan hanya alat bantu, tetapi merupakan sistem vital yang menentukan keselamatan dan kelancaran operasi kapal. Untuk itulah International Maritime Organization (IMO) menetapkan pedoman resmi bernama Standard Marine Communication Phrases (SMCP), yang mengatur standar bahasa komunikasi teknis di kapal.

SMCP pertama kali diadopsi pada 1977 oleh IMO, menggantikan Standard Marine Navigation Vocabulary. Protokol ini berlaku untuk seluruh komunikasi teknis, baik internal antarawak kapal maupun eksternal seperti komunikasi dengan pelabuhan, kapal lain, atau otoritas darat dan udara. Bahasa pengantar utamanya adalah Bahasa Inggris, dengan pengecualian terbatas.

Apa Itu SMCP?

SMCP terbagi dua:

  • Bagian A: Fokus pada komunikasi eksternal (kapal ke pelabuhan, kapal ke kapal, kapal ke otoritas).
  • Bagian B: Digunakan untuk komunikasi internal antar awak kapal.

Meski bersifat protokol standar, penerapan SMCP bertujuan untuk meminimalkan kesalahan komunikasi lintas budaya, bahasa, dan situasi darurat—bukan untuk menghukum.

Aturan Utama dalam SMCP

Beberapa kaidah penting:

  • Tidak menggunakan singkatan atau sinonim.
  • Jawaban harus dalam bentuk lengkap, bukan hanya “yes” atau “no”.
  • Ejaan menggunakan acrophony: “A for Alfa, B for Bravo, C for Charlie”.
  • Angka diucapkan per digit, contoh: 175 menjadi “One-seven-five”.
  • Kata “zero” wajib digunakan, bukan “O” atau “knot”.
  • Posisi dinyatakan dengan arah geografis dan rotasi 360 derajat.
  • Hindari kata kondisional: “may”, “should”, “can”.
  • Gunakan istilah tetap seperti “Mayday”, “Pan Pan”, atau “SAR” untuk sinyal darurat.
  • Kesalahan dikoreksi dengan: “Mistake... Correction”.

Contoh frasa SMCP antara lain: “Abandon Ship” (evakuasi), “Crash-Stop” (rem darurat), “Jettison” (buang muatan), dan “Muster” (pengumpulan kru).

Relevansi dan Implikasi

Menurut IMO, per Marine Insight, penggunaan SMCP secara konsisten dapat menyelamatkan ribuan nyawa dari kesalahan komunikasi. Studi oleh Hong Kong University of Science and Technology menyebutkan bahwa kesalahan komunikasi maritim berkontribusi pada 90.000 kematian prematur setiap tahun akibat polusi dan kecelakaan laut.

Di era digital dan otomatisasi kapal, penerapan SMCP menjadi semakin penting karena komunikasi tetap menjadi jantung dari koordinasi antara manusia dan sistem teknologi canggih.Oleh karena itu, kesadaran dan pelatihan penggunaan SMCP wajib menjadi standar bagi seluruh profesional maritim.

Pada akhirnya, SMCP bukan sekadar panduan, melainkan fondasi komunikasi maritim global. Dalam situasi darurat, frasa sederhana seperti “Do not move. Iceberg ahead” bisa menjadi pembeda antara keselamatan dan bencana.

× Image