Prospek LNG sebagai Bahan Bakar Kapal pada Tahun 2025
![Ilustrasi kapal LNG. Sumber: Freepik](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250210121727-787.png)
ShippingCargo.co.id, Jakarta—Memasuki tahun 2025, penggunaan Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar kapal menunjukkan prospek yang menjanjikan. Data dari DNV menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terjadi peningkatan pesanan kapal dengan propulsi LNG sebesar 103% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai total 264 kapal. Sekitar 8% dari pesanan kapal baru memilih propulsi LNG, sementara kapal dengan bahan bakar alternatif mewakili 50% dari semua pesanan baru yang ditempatkan pada tahun tersebut.
Beberapa pelabuhan global utama mencatat rekor baru untuk bunkering LNG sepanjang tahun. Data awal untuk Singapura menunjukkan total 1.096.807 cbm (463.948 mt). Di Rotterdam, total penjualan selama tiga kuartal pertama menunjukkan angka lebih dari 639.848 cbm untuk tahun tersebut. Shanghai Yanshan mencapai pengiriman sebesar 444.000 cbm, Shenzhen Yantian 300.000 cbm, dan Ningbo Zhoushan 60.000 cbm.
Baca Juga: PELNI Agencies Capai Prestasi Gemilang di 2024
Pasar kapal bunker LNG (LNGBV) juga mengalami pertumbuhan signifikan, dengan armada mencapai 61 unit yang terdiri dari kapal laut (52), tongkang (7), dan kapal pedalaman (2). Sekitar 60% dari unit ini dikirim antara tahun 2020 dan 2024. Distribusi geografis armada ini menunjukkan konsentrasi tertinggi di wilayah ARA-Baltik-Laut Utara dengan 23 unit, diikuti oleh Florida/Karibia dengan 9 unit, Singapura/Selat Malaka dengan 7 unit, dan Gibraltar serta Mediterania Barat dengan 5 unit, per Maritime Executive.
Beberapa pergerakan dan penempatan ulang kapal menunjukkan pola permintaan dan penawaran yang berkembang. Misalnya, redeployment kapal Green Zeebrugge milik NYK ke Uni Emirat Arab pada akhir Desember. Di Singapura, Otoritas Maritim dan Pelabuhan (MPA) meluncurkan panggilan untuk ekspresi minat dalam memberikan lisensi bunkering LNG tambahan. Fratelli Cosulich menerima pengiriman LNGBV kedua yang saat ini beroperasi di Malaysia, sementara perusahaan energi Edison melakukan operasi ship-to-ship pertama di Laut Adriatik di pelabuhan Trieste.
Ke depan, prospek segmen LNGBV tampak positif. Harga LNG telah menurun secara signifikan dan diperkirakan akan tetap rendah hingga 2026 berkat sejumlah proyek pencairan dan ladang gas yang akan online. Kondisi ini mendukung perluasan lebih lanjut penggunaan propulsi LNG, dan pesanan untuk kapal dengan bahan bakar alternatif yang ditempatkan oleh pemilik kapal pada awal tahun ini tampaknya mengonfirmasi tren tersebut. Semua ini menunjukkan bahwa bunkering LNG ship-to-ship dapat tumbuh lebih lanjut.