Home > Shipping

Trump Dorong Ekspansi Mineral Kritis, Efek Perang Dagang Menguat

Beijing juga mengumumkan akan memperketat ekspor tujuh jenis logam tanah jarang.
Ilustrasi kapal. Sumber:Freepik
Ilustrasi kapal. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Di tengah masih panasnya tensi perdagangan global, Presiden AS Donald Trump dilaporkan tengah menyiapkan perintah eksekutif untuk mengizinkan penimbunan logam tanah jarang dari dasar laut Pasifik. Mengutip laporan Financial Times pada Sabtu (12/4/2025), kebijakan ini bagian dari dorongan besar AS untuk mempercepat eksploitasi sumber daya alam dalam negeri—sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor, khususnya dari Tiongkok.

Langkah ini muncul setelah Trump sebelumnya mengaktifkan emergency powers guna memperkuat kapasitas produksi mineral strategis di AS. Kini, dengan meningkatnya permintaan terhadap logam tanah jarang dan risiko geopolitik yang semakin tinggi, perhatian beralih ke potensi sumber daya bawah laut yang belum tergarap secara maksimal, termasuk di wilayah teritorial AS dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Logam tanah jarang—yang mencakup 17 unsur penting dalam tabel periodik—menjadi tulang punggung industri teknologi, pertahanan, dan energi hijau. Namun, dominasi Tiongkok yang menguasai sekitar 70% produksi global, seperti dilaporkan US Geological Survey dan dilansir oleh gCaptain, timbulkan kekhawatiran atas kerentanan rantai pasok strategis Amerika Serikat.

Sebagai respons, Beijing juga mengumumkan akan memperketat ekspor tujuh jenis logam tanah jarang, memperkeruh lanskap geopolitik global.Bagi sektor maritim global dan pelabuhan Indonesia, manuver AS ini menjadi penanda penting. Eksplorasi laut dalam akan menambah kompleksitas lalu lintas logistik laut, mendorong kebutuhan akan kapal khusus, rute baru, dan penguatan kapasitas pelabuhan pendukung.

Di saat bersamaan, negara-negara di kawasan Pasifik—termasuk Indonesia—didorong untuk merumuskan kebijakan kelautan yang selaras dengan tren eksploitasi mineral bawah laut, serta menjaga kedaulatan atas sumber daya laut dalam yang kian menjadi rebutan kekuatan besar.Langkah AS ini bukan hanya tentang logam—ini tentang logistik, dominasi pelayaran, dan posisi tawar dalam ekosistem maritim global.

× Image