Home > Shipping

IMO Resmi Sahkan Mekanisme Global Carbon Shipping

Perusahaan pelayaran nasional harus berinvestasi dalam efisiensi energi kapal.
Ilustrasi kapal kargo. Sumber:Freepik
Ilustrasi kapal kargo. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Setelah negosiasi panjang bertahun-tahun, sektor maritim global akhirnya melangkah maju dalam upaya dekarbonisasi. Pada Jumat (11/4/2025), negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa menyepakati kerangka kerja ambisius di bawah Organisasi Maritim Internasional (IMO) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari kapal niaga global.

Kerangka kerja yang disahkan oleh Komite Perlindungan Lingkungan Laut IMO akan menjadi tonggak bersejarah. Dikenal sebagai IMO Net-Zero Framework, kebijakan ini mencakup dua pilar utama: penerapan standar bahan bakar rendah karbon secara global dan mekanisme perdagangan karbon yang mewajibkan kapal dengan emisi tinggi untuk membayar kelebihan emisinya.

Kebijakan ini akan berlaku mulai 2027 dan mencakup kapal berbobot mati minimal 5.000 GT—kategori yang menyumbang sekitar 85 persen emisi CO sektor pelayaran dunia. Sistem ini juga akan mengumpulkan dana dari pungutan karbon untuk mendukung riset, inovasi bahan bakar ramah lingkungan, pembangunan infrastruktur, serta transisi energi di negara berkembang.

Sekjen IMO, Arsenio Dominguez, menyebut pencapaian ini sebagai wujud nyata komitmen global. “Persetujuan amandemen MARPOL Annex VI ini adalah lompatan besar menuju pengurangan emisi dan modernisasi industri pelayaran,” ujarnya, seperti dilansir Republika.

Bagi Indonesia—negara kepulauan dengan kepentingan strategis di sektor maritim dan logistik—kebijakan ini akan berdampak besar. Perusahaan pelayaran nasional harus mulai berinvestasi dalam efisiensi energi kapal, teknologi bahan bakar alternatif, dan transparansi pelaporan emisi.

Selain itu, pelabuhan utama seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak perlu mempersiapkan fasilitas pendukung bahan bakar rendah karbon dan infrastruktur digital pelacakan karbon. Oleh karena itu,keterlibatan aktif Indonesia dalam forum IMO serta kesiapan domestik dalam menyambut transisi hijau akan menentukan daya saing sektor pelayaran nasional ke depan di tengah arsitektur perdagangan global yang makin mengedepankan keberlanjutan.

× Image