Teknologi Jarak Jauh, Transformasi Inspeksi Maritim?

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Kemajuan teknologi inspeksi jarak jauh tengah merevolusi cara industri maritim memastikan kepatuhan dan keselamatan asetnya. Dalam tulisannya, Matthew Tremblay, Wakil Presiden Global Offshore American Bureau of Shipping (ABS), mengungkap bahwa evolusi teknologi ini tidak hanya memperluas kemampuan klasifikasi dan regulasi, tapi juga mengubah paradigma inspeksi menjadi lebih proaktif, efisien, dan berbasis data.
Dari desain hingga perawatan, inspeksi kini bisa dilakukan tanpa kehadiran fisik, berkat konektivitas LEO, penyimpanan cloud, dan sistem sensor canggih. Hal ini terbukti penting selama pandemi, ketika inspeksi langsung terkendala. Kini, pendekatan ini justru dianggap lebih komprehensif, dengan pengumpulan data real-time dari berbagai sumber — seperti catatan pemeliharaan, sensor kondisi, hingga pengawasan kesehatan aset.
Teknologi seperti pengenalan citra berbasis AI memungkinkan model fidelitas tinggi yang mengurangi ketergantungan pada mata manusia dan meningkatkan deteksi dini kerusakan. Dengan demikian, perawatan bisa dilakukan secara prediktif, bukan reaktif — mengurangi downtime dan risiko perjalanan ke lokasi terpencil.
ABS telah memelopori adopsi teknologi ini melalui pusat kendali Operation Support Center (OSC), yang mengoordinasikan survei jarak jauh secara global. Kerjasama dengan pengembang teknologi juga memperkuat keandalan sistem, terutama pada armada kapal yang semakin tua dan aset yang sering berpindah kepemilikan.
Meski bukan untuk menggantikan peran manusia sepenuhnya, teknologi remote inspection memberikan alat yang kuat bagi pengambil keputusan agar tetap responsif terhadap kondisi lapangan tanpa harus berada di lokasi. Ini adalah lompatan besar menuju efisiensi operasional dan keselamatan maritim yang berkelanjutan.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.