ShippingCargo.co.id, Jakarta — Setelah mencatatkan lonjakan permintaan dalam tiga tahun terakhir, pasar pembangunan kapal baru kini mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan. Data terbaru dari Clarksons Research menunjukkan bahwa pesanan kapal baru (newbuild) mengalami penurunan tajam sebesar 57% secara tahunan, seiring dengan berkurangnya minat para pemilik kapal dan tekanan pada pasar angkutan laut global.

Meski harga pembangunan kapal baru masih tergolong tinggi secara historis, Clarksons mencatat telah terjadi penurunan rata-rata sebesar 1,2% sejak awal 2025. Penurunan ini menjadi sinyal awal bahwa harga mulai mengikuti tren lesunya permintaan.

Penurunan paling signifikan terjadi di sektor kapal tanker, di mana harga turun sekitar 5% sejak awal tahun. Sementara itu, sektor bulker dan kapal kontainer juga ikut melemah, masing-masing turun 2,2 persen dan 1,4 persen, per Splash247.

Analisis dari Danish Ship Finance turut memperkuat pandangan bahwa tren penurunan harga kemungkinan akan berlanjut dalam jangka pendek. Menurut mereka, ketidakpastian global dan kondisi pasar angkutan yang mulai melunak membuat banyak investor menunda keputusan pembelian kapal baru.

Dalam ulasan tahunannya, broker BRS menyebut bahwa kombinasi antara tekanan pada tarif angkutan, ketidakpastian geopolitik, serta orderbook kapal yang masih besar akan terus menahan pasar pembangunan kapal baru. BRS bahkan memproyeksikan harga newbuild bisa melemah lebih dari 10 persen selama 2025, tergantung pada tipe dan ukuran kapal.

“Ekspansi industri galangan kapal saat ini, yang belum sebanding dengan permintaan aktual, akan semakin menekan harga kapal baru,” tulis BRS dalam laporannya.

Dengan turunnya volume pesanan, sejumlah galangan kapal diprediksi akan kesulitan mendapatkan kontrak baru, khususnya di tengah kondisi tarif angkutan yang kurang menggairahkan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi galangan, terutama di Asia, yang sebelumnya menikmati lonjakan permintaan selama pandemi dan pasca pemulihan ekonomi global.