Home > Kolom

Wacana Pemindahan Bongkar Muat dari Priok ke Patimban: Solusi atau Tantangan Baru?

Keberhasilan strategi ini bergantung pada kolaborasi antarpelaku logistik, kesiapan infrastruktur, dan fleksibilitas industri dalam beradaptasi dengan lanskap pelabuhan baru.
Priok akan digeser ke Patimban? Berikut penjelasannya. Sumber:Freepik
Priok akan digeser ke Patimban? Berikut penjelasannya. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta – Wacana pemindahan sebagian aktivitas bongkar muat dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan Patimban dan pelabuhan lain di Banten kembali mencuat, seiring kemacetan kronis yang terus menghantui kawasan pelabuhan utama Indonesia tersebut. Namun, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengingatkan bahwa solusi ini tidak bisa diambil secara gegabah karena menyangkut kompleksitas logistik dan pola distribusi industri nasional.

Menurut Menhub Dudy, efisiensi logistik adalah kunci. Pemindahan bongkar muat bukan hanya soal ketersediaan pelabuhan alternatif, tetapi juga harus mempertimbangkan lokasi pelaku usaha. “Jika pemilik barang di Cikarang, mengalihkan kontainer ke Ciwandan akan menambah biaya dan waktu distribusi,” ujarnya dalam konferensi pers beberapa waktu silam, seperti dilansir oleh Situs resminya pada April silam.

Kapasitas Priok vs. Patimban: Siapa Siap?

Saat ini, Pelabuhan Tanjung Priok beroperasi di atas ambang kapasitas ideal 65%, baik dari sisi pelabuhan maupun akses jalan. Kepadatan ini menyebabkan antrean panjang dan gangguan distribusi nasional. Patimban, yang masih dalam tahap konstruksi, ditargetkan rampung pada akhir 2025. Dengan kapasitas peti kemas 1,9 juta TEUs dan terminal kendaraan hingga 600.000 unit, pelabuhan ini digadang-gadang jadi alternatif strategis, khususnya untuk ekspor otomotif dari kawasan industri Karawang dan Bekasi.

Kemenhub: Fasilitator, Bukan Penentu

Pemerintah tetap membuka opsi pemindahan aktivitas ke Patimban dan pelabuhan Banten seperti Ciwandan, namun keputusan akhir diserahkan ke pelaku usaha. Meskipun prospektif, Patimban masih butuh pengembangan infrastruktur pendukung, termasuk akses tol dan sistem logistik terintegrasi.

Pemerintah tengah mengakselerasi pembangunan Tol Akses Patimban agar pelabuhan ini terhubung optimal dengan jaringan industri nasional. Selain itu, pada 2021 silam, Kementerian Perhubungan telah menggandeng Jepang untuk mengembangkan Patimban.

Wacana pemindahan sebagian kegiatan dari Tanjung Priok ke Patimban dan pelabuhan lain harus dilandasi analisis distribusi logistik yang rasional, bukan semata-mata reaksi terhadap kemacetan. Keberhasilan strategi ini bergantung pada kolaborasi antarpelaku logistik, kesiapan infrastruktur, dan fleksibilitas industri dalam beradaptasi dengan lanskap pelabuhan baru.


× Image