FuelEU Maritime Bisa Buka Peluang Cuan? Industri Pelayaran Diminta Cermat Baca Celah

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Regulasi FuelEU Maritime yang mulai berlaku tahun ini mungkin tak seburuk yang dibayangkan. Alih-alih hanya jadi beban biaya baru, aturan ini bisa menjadi peluang finansial tak terduga bagi industri pelayaran global — hingga 250 juta Euro (sekitar USD 280 juta), menurut analisis dari OceanScore, firma kepatuhan dan data maritim.
“FuelEU bukan hanya penalti,” ujar Albrecht Grell, Managing Director OceanScore. “Struktur aturannya memungkinkan uang mengalir kembali ke pelaku industri — tentu kalau mereka tahu di mana dan bagaimana cara memanfaatkannya.”
OceanScore menjelaskan bahwa kelebihan dan kekurangan intensitas gas rumah kaca (GHG) di berbagai kapal akan menciptakan peluang nilai. Kapal yang efisien — seperti pengangkut LNG dan LPG — menghasilkan surplus sekitar 1,3 juta ton CO e, sementara kapal yang belum memenuhi ambang batas mencatat defisit 2,1 juta ton. Ini menciptakan kesenjangan compliance bersih sekitar 0,8 juta ton CO e.
Kesenjangan ini kemungkinan akan ditutup dengan biofuel, yang walau lebih mahal, menawarkan kredit pengurangan emisi dan penghematan biaya dalam skema EU ETS. Biaya penyesuaian dengan biofuel diperkirakan sekitar €200 juta, atau €230 per ton CO e.
Bagian menariknya: beban emisi ini sering kali bisa dialihkan ke pelanggan lewat surcharge. Dalam sektor kontainer, ferry, dan cruise — yang menyumbang hampir setengah dari emisi industri — banyak kontrak angkutan (COA) yang sudah mencantumkan surcharge emisi berbasis FuelEU.
OceanScore mensimulasikan bahwa jika setengah operator mengenakan surcharge setara dua pertiga dari tarif penalti (sekitar 640 euro/ton CO e), potensi pendapatan tambahan bisa mencapai 450 juta Euro. Setelah dikurangi biaya kepatuhan, potensi keuntungan bersih adalah €250 juta.
Namun Grell mengingatkan, “Keuntungan seperti ini tidak berlangsung lama. Yang penting adalah tahu bagaimana cara meraihnya — dan siapa yang sebenarnya bisa.” Di sisi lain, para shipmanager menghadapi tantangan besar. Menurut OceanScore, biaya tambahan untuk pelaporan, alat, dan sistem proses bisa mencapai €4.000 per kapal per tahun.
“Para manajer kapal harus mulai lebih percaya diri meminta bagian dari potensi keuntungan ini,” ujar Grell, seperti dilansir oleh Splash247. “Mereka yang melakukan pekerjaan berat agar semua ini berjalan, jadi sudah semestinya diberi insentif.”
Dengan makin banyak kapal yang beroperasi lintas Eropa–Asia, operator Indonesia yang mengakses pasar Eropa juga harus mulai memikirkan strategi FuelEU. Bukan cuma soal kepatuhan, tapi bagaimana biaya baru bisa diubah jadi peluang margin baru. Untuk pelayaran jarak jauh atau operator logistik kontainer domestik yang bercita-cita ekspansi global, memahami dinamika ini bisa jadi game changer.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.