ShippingCargo.co.id, Jakarta — Operator terminal kontainer global asal Filipina, International Container Terminal Services Inc. (ICTSI), mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 14 persen menjadi US$239,54 juta pada kuartal I 2025, meski menghadapi dekonsolidasi sejumlah operasinya di Indonesia. Pendapatan operasional naik 17 persen menjadi US$745,42 juta, mencerminkan ketangguhan model bisnis dan keberhasilan ekspansi global.

Volume penanganan kontainer ICTSI tumbuh 12 persen menjadi 3,47 juta TEU, bahkan setelah tidak lagi mengelola PT PBM Olah Jasa Andal (OJA) di Pelabuhan Tanjung Priok dan terminal kontainer Makassar. Terminal baru di Visayas, Filipina, menjadi kontributor signifikan, bersama dengan pemulihan arus barang di Ekuador dan pembukaan layanan baru di beberapa terminal strategis.

CEO ICTSI Enrique K. Razon Jr. menyatakan keyakinannya terhadap ketahanan perusahaan di tengah ketidakpastian global. “Portofolio internasional kami membuktikan manfaat dari diversifikasi geografis, dan neraca keuangan kami tetap kuat,” ujarnya.

ICTSI memangkas eksposur bisnis di Indonesia setelah menjual mayoritas saham PT ICTSI Jasa Prima dan menyudahi operasi di Makassar, per Portnews.ru. Meski begitu, perusahaan masih hadir di East Java Multipurpose Terminal, menandakan pendekatan selektif dalam mempertahankan aset yang dinilai memiliki prospek jangka panjang.

Dengan anggaran belanja modal sebesar US$580 juta untuk 2025, ICTSI terus berinvestasi pada proyek ekspansi di Meksiko, Filipina, dan Kongo. ICTSI juga menyatakan bahwa dampak tarif AS terhadap operasinya bersifat minimal berkat portofolio global yang luas.

Di tengah perang dagang dan fluktuasi tarif, kinerja kuat ICTSI menunjukkan bahwa efisiensi operasional dan diversifikasi geografis tetap menjadi kunci kelangsungan bisnis pelabuhan dan logistik global. Bagi Indonesia, kondisi ini juga menjadi cermin untuk terus meningkatkan daya saing pelabuhan nasional dan memperkuat posisi dalam rantai pasok internasional.