Home > News

Tiongkok Manfaatkan Korsel, Hindari Tarif AS: Penipuan Asal Barang?

Pelanggaran ini terjadi dalam rangka untuk menghindari tarif AS.
Korea Selatan menemukan peningkatan upaya untuk menyamarkan produk asing sebagai ekspor Korea untuk menghindari tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump. Sumber:Freepik
Korea Selatan menemukan peningkatan upaya untuk menyamarkan produk asing sebagai ekspor Korea untuk menghindari tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Pemerintah Korea Selatan mengungkap peningkatan signifikan dalam upaya penyamaran asal produk asing, khususnya dari Tiongkok, sebagai produk ekspor Korea untuk menghindari tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Temuan ini memperkuat kekhawatiran bahwa ketegangan dagang AS-Tiongkok telah menciptakan jalur “bypass” baru lewat sekutu-sekutu Amerika.

Badan Bea Cukai Korea Selatan, Senin (21/4/2025), melaporkan telah menemukan pelanggaran aturan asal negara senilai 29,5 miliar won (sekitar 20,81 juta dolar AS) sejak awal tahun. Sebanyak 97 persen dari produk yang melanggar itu ditujukan ke pasar Amerika Serikat. Angka ini, per Republika, mendekati total pelanggaran sepanjang 2024 sebesar 34,8 miliar won — saat pengiriman ke AS hanya menyumbang 62 persen dari pelanggaran.

Skema yang digunakan cukup sistematis. Bahan-bahan baku dan komponen utama — seperti katode untuk baterai dan kamera pengintai — diimpor dari Tiongkok, kemudian dirakit atau diberi label ulang di Korea Selatan agar tampak sebagai produk “buatan Korea”.

Baca Juga: Trump Dorong Ekspansi Mineral Kritis, Efek Perang Dagang Menguat

Ini memungkinkan eksportir menghindari tarif Trump yang mencapai 145 persen untuk produk Tiongkok, memanfaatkan pakta perdagangan bebas Korea-AS, per Republika.Sebagai catatan, Trump sempat menerapkan tarif 25 persen untuk produk dari Korea Selatan awal bulan ini, namun kemudian menangguhkannya selama 90 hari sebagai bagian dari strategi negosiasi bilateral.

Salah satu kasus yang menonjol adalah pengiriman kamera pengintai senilai 19,3 miliar won, yang disamarkan lewat perakitan ulang di Korea. Produk ini secara efektif melompati larangan AS terhadap perangkat komunikasi buatan Tiongkok.Produk yang masuk ini termasuk merek-merek dan jenama yang diduga berafiliasi dengan kepentingan keamanan nasional Beijing.Temuan ini tak hanya memperlihatkan kompleksitas rantai pasok global, tetapi juga tantangan logistik dan maritim yang semakin pelik dalam era perang tarif dan proteksionisme.

× Image