Panama Putuskan Tidak Lanjut Belt-And-Road Initiative Tiongkok
ShippingCargo.co.id, Jakarta – Panama telah memutuskan untuk tidak memperpanjang partisipasinya dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) Tiongkok. Keputusan ini diumumkan setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS)Marco Rubio ke Panama, yang secara terbuka menentang keterlibatan negara tersebut dalam BRI.
Presiden Panama Jose Raul Mulino menyatakan bahwa negaranya tidak akan memperbarui perjanjian kerja sama dengan BRI, yang akan berakhir dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Mulino juga membuka kemungkinan untuk mengakhiri kerja sama lebih awal.
Rubio menyambut baik keputusan Panama, menyebutnya sebagai "kemajuan besar" dalam hubungan dengan Amerika Serikat. Ia juga menegaskan bahwa kehadiran Tiongkok di sekitar Terusan Panama merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS.
Keputusan Panama ini dianggap sebagai kemenangan bagi Washington. Pasalnya, Washington telah lama menuduh Beijing menggunakan BRI sebagai alat "diplomasi jebakan utang" untuk memperluas pengaruh globalnya.
Baca Juga: Rekor Buruk 2024, 3.100 Pelaut Terlantar Akibat Kelalaian Pemilik Kapal
Sementara itu, Tiongkok, per gCaptain, belum memberikan komentar terkait keputusan Panama. Pasalnya, AS telah lama mengawasi aktivitas perusahaan-perusahaan Tiongkok di sekitar Terusan Panama, termasuk perusahaan yang mengoperasikan dua pelabuhan di kedua pintu masuk terusan.
Mulino mengisyaratkan bahwa Panama akan meninjau ulang konsesi yang diberikan kepada perusahaan yang berbasis di Hong Kong untuk mengoperasikan kedua pelabuhan tersebut. Wajar apabila keputusan Panama untuk mundur dari BRI merupakan pukulan bagi ambisi global China dan kemenangan bagi upaya AS untuk membendung pengaruh Beijing di Amerika Latin.
Langkah ini juga menyoroti kekhawatiran AS terhadap keamanan Terusan Panama, jalur pelayaran strategis yang penting bagi perdagangan dunia.Terlebih, Terusan Panama pernah jadi konsesi Amerika Serikat di awal abad ke-20.