ShippingCargo.co.id, Jakarta – Kegiatan bongkar muat di pelabuhan tidak bisa dilepaskan dari peran penting cargodoring, yaitu proses pemindahan barang dari dermaga ke gudang penyimpanan atau sebaliknya. Sebagai salah satu elemen vital dalam rantai logistik maritim, cargodoring memastikan kelancaran arus barang, yang pada gilirannya memengaruhi efisiensi keseluruhan operasi pelabuhan.

Cargodoring, menurut blog resmi Krakatau International Port, melibatkan pengangkutan barang-barang yang telah diturunkan dari kapal, setelah dilepaskan dari alat-alat pengangkat seperti tali sling, menuju gudang atau lapangan penumpukan. Dalam kegiatan ini, tenaga kerja sering menggunakan alat bantu seperti lori atau forklift untuk memindahkan barang-barang berat atau dalam jumlah besar. Tanggung jawab keamanan dan ketepatan penanganan barang berada di bawah pengawasan petugas terminal setelah barang dilepaskan dari kapal.

Baca Juga: Pentingnya Emergency Response Drill dalam Kapal Dagang

Efektivitas kegiatan cargodoring sangat dipengaruhi oleh koordinasi antara berbagai pihak, termasuk operator bongkar muat, perusahaan pelayaran, serta administrasi pelabuhan Artikel ilmiah berjudul Analisis Pengaruh Tarif Stevedoring, Cargodoring, dan Receiving/ Delivery Terhadap Volume Bongkar Muat Makanan Ternak karya Herman Budi Sasono mencatat bahwa keterlambatan atau kesalahan dalam proses ini dapat memicu biaya tambahan seperti waiting time yang mahal dan berdampak negatif pada produktivitas.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sebagai contoh, telah menempatkan cargodoring sebagai elemen penting dalam mendukung kelancaran ekspor dan impor. Pelabuhan ini juga menerapkan regulasi dan mekanisme kerja yang memastikan keselamatan, efisiensi, dan ketepatan waktu, yang sangat penting dalam menjaga daya saing pelabuhan di tengah pertumbuhan industri maritim yang pesat.

Tantangan cargodoring ada di kondisi cuaca dan ketergantungan pada ketersediaan tenaga kerja, cargodoring memerlukan perencanaan matang dan manajemen yang baik. Ke depan, peningkatan penggunaan teknologi dan pelatihan tenaga kerja dipandang sebagai kunci untuk memastikan cargodoring dapat mendukung kegiatan bongkar muat secara lebih optimal.