"Cukup Sudah": Beban Kerja Tak Terkendali Ancam Kesejahteraan Pelaut

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Lonjakan beban kerja dan minimnya kru di kapal mulai memicu krisis kesejahteraan pelaut. Para pemimpin industri, termasuk Capt. Pradeep Chawla, memperingatkan bahwa sistem saat ini tak lagi manusiawi dan mendesak reformasi menyeluruh atas standar manning global.
Kapten Pradeep Chawla, CEO MarinePALS dan mantan pimpinan GlobalMET, menyoroti beban tugas yang tak seimbang di kapal. Dalam sistem Planned Maintenance, kapal bisa memiliki lebih dari 2.000 item yang harus diselesaikan oleh kru terbatas. “Industri ini terlalu membebani pelaut, tanpa studi waktu kerja yang memadai. Semua pihak mendengar pelaut berkata: ‘Cukup sudah’,” ujar Chawla dalam pernyataannya kepada Maritime Executive.
Kondisi ini diperparah oleh kebijakan manning minimum yang masih longgar. Resolusi IMO tentang Principles of Safe Manning tengah ditinjau ulang oleh Maritime Safety Committee dalam sidang ke-110 pada Juni 2025. Namun, Chawla menilai interpretasi bebas oleh negara bendera masih menyebabkan ketimpangan dan risiko keselamatan yang serius, mengikuti dokumen ini dari IMO.
Dampak psikologisnya juga mencemaskan. Studi Marine Benefits mencatat 28% pelaut mengalami depresi, 24% kecemasan, dan dua pertiga lainnya berada dalam tekanan tinggi , per Safety4Sea. Situasi ini diperburuk oleh isolasi, rotasi kerja panjang, dan tekanan komersial.
Chawla menyerukan diskusi inklusif antara regulator, operator kapal, dan serikat pelaut. “Kita tak bisa lagi andalkan pedoman samar. Dibutuhkan solusi preskriptif dan konkret,” tegasnya.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.