Penutupan Selat Hormuz Bisa Dongkrak Harga Minyak Dunia

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz akibat ketegangan dengan Israel dapat memicu lonjakan harga minyak global dan berdampak signifikan pada Indonesia, menurut praktisi migas Hadi Ismoyo.
“Jika Selat Hormuz ditutup, sekitar 20 persen pasokan minyak global dari negara-negara Teluk bisa hilang,” kata Hadi, mantan Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), kepada Republika.co.id, Ahad (15/6/2025). Negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar sangat bergantung pada jalur ini.
Meskipun ada jalur alternatif melalui Laut Merah, Hadi mengingatkan bahwa kawasan itu rentan terhadap gangguan kelompok Houthi. Hal ini, menurutnya, bisa memicu lonjakan harga minyak dunia yang secara otomatis juga akan menaikkan Indonesian Crude Price (ICP).
Ia memperkirakan harga minyak bisa naik ke level keseimbangan baru di kisaran 75–85 dolar AS per barel. Bahkan, harga minyak bisa lebih tinggi jika konflik tak segera dihentikan oleh kekuatan global seperti PBB, AS, Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Teluk.
Indonesia pun berisiko terdampak langsung, mengingat lebih dari separuh kebutuhan energi nasional masih dipenuhi lewat impor minyak dan LPG.
Hadi menekankan pentingnya mempercepat transisi energi, khususnya dari BBM ke gas. Ia mendorong reaktivasi program konversi energi era Presiden SBY serta pembangunan infrastruktur gas, seperti terminal FSRU dan jaringan pipa transmisi.
“Dengan cadangan gas yang melimpah, Indonesia bisa memanfaatkan proyek-proyek seperti Tangguh III, Masela, dan Andaman untuk memasok gas ke pusat-pusat industri di Pulau Jawa,” ujarnya.
Langkah ini dinilai krusial agar Indonesia lebih tahan terhadap gejolak energi global di masa depan.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.