Polusi Nurdle: Ancaman Kecil Bayangi Lautan Dunia

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Di balik luasnya samudra dunia, ancaman tersembunyi muncul dalam bentuk nurdle — butiran plastik kecil berdiameter 2–5 mm yang menjadi bahan baku utama produk plastik. Meski ukurannya mungil, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan sangat besar.
Awal 2024 menyoroti bahaya nurdle setelah insiden tumpahan besar terjadi dari kapal Denmark dan Liberia yang kehilangan ribuan karung nurdle akibat badai. Spanyol jadi korban utama, dengan pesisirnya dipenuhi nurdle yang sulit dibersihkan. Masalahnya, nurdle sering tertumpah selama pengangkutan, dan masuk ke laut dalam jumlah jutaan setiap tahunnya. Di laut, nurdle kerap disalahartikan sebagai makanan oleh biota laut dan menyebabkan cedera dalam, kelaparan, hingga kematian.
Lebih mengkhawatirkan lagi, nurdle dapat menyerap zat kimia beracun dan menyebar hingga ke pulau-pulau terpencil melalui arus laut dan angin. Tidak seperti tumpahan minyak yang bisa dibersihkan dengan alat khusus, nurdle sulit dilacak dan umumnya baru bisa dikumpulkan saat sudah terdampar di pantai—sering kali setelah tertimbun pasir.
Tragedi kapal X-Press Pearl pada 2021 jadi contoh nyata: nurdle ditemukan di tubuh ikan dan sepanjang pantai Sri Lanka. Pada 2017, 2,25 miliar nurdle tumpah di Durban, Afrika Selatan, dan terbawa arus hingga ke Australia Barat.
Di tingkat global, IMO melalui MEPC 82 dan PPR 12 mulai menyusun rencana aksi dan pedoman penanganan, namun belum menghasilkan regulasi wajib yang mengikat. Meskipun diskusi dan panduan sudah berkembang, langkah konkret seperti regulasi wajib masih sangat dibutuhkan untuk menekan polusi nurdle.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.