Dari Optimisme ke Koreksi: Sentimen Pasar Capesize Mulai Terkikis

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Setelah mencatat lonjakan 17% sepanjang pekan lalu, pasar spot capesize mengalami koreksi tajam pada hari Senin (19/5), memotong sebagian dari keuntungan yang baru saja diraih dalam pasar angkutan kargo curah kering skala besar. Sentimen pelaku pasar yang semula penuh optimisme kini menghadapi kenyataan volatilitas yang masih membayangi sektor maritim global.
Menurut penilaian panel Baltic Exchange pada hari Senin, tarif rata-rata capesize, yang dihitung berdasarkan lima rute benchmark utama , sudah dipangkas sebesar 1.080 dolar, menjadi 15.656 dolar per hari. Hal ini diikuti oleh aksi jual kontrak derivatif freight untuk pengiriman Mei dan Juni, dengan penawaran Juni tercatat turun menjadi sekitar 17.250 dolar per hari, lebih rendah dibanding penutupan Jumat sebelumnya.
Koreksi ini datang setelah beberapa hari aktivitas pemesanan (fixing) yang meningkat di akhir minggu lalu, dengan sejumlah pemain besar — terutama perusahaan tambang Australia — kembali aktif di pasar pasca libur panjang.
Di Pasifik, Clarksons Research mencatat kenaikan 20% dalam tarif pengangkutan bijih besi dari Dampier (Australia Barat) ke Qingdao (Tiongkok), menandakan penguatan signifikan dari sisi permintaan. Sementara itu, di Atlantik Utara, daftar kapal yang menipis serta lonjakan permintaan mendorong tarif lebih tinggi, terutama untuk rute pengangkutan batu bara dari Bolivar (Kolombia) ke Rotterdam, yang melonjak 32% selama sepekan terakhir.
Sementara pasar spot mengalami penyesuaian, data ekspor dari Brasil memberikan angin segar bagi pelaku industri. Ekspor bijih besi Brasil pada April mencapai 30 juta ton — naik 8% dibanding Maret, dan 2% lebih tinggi dari April 2024. Lonjakan ini, menurut laporan Trade Winds,terkait dengan membaiknya cuaca serta peningkatan kapasitas produksi di tambang-tambang utama.
Tak hanya itu, ekspor kedelai Brasil juga mencapai 15 juta ton di bulan April, menjadikannya April terbaik kedua dalam sejarah untuk sektor ini. Pengangkutan kedelai, meskipun biasanya menggunakan kapal panamax dan supramax, tetap relevan karena meningkatnya permintaan dari Tiongkok sehingga memperkuat ekosistem logistik agrikultur dalam rantai pasok laut global.
Koreksi tarif capesize minggu ini menyoroti ketidakpastian dalam pasar logistik maritim, meskipun permintaan struktural tetap kuat di tengah lonjakan ekspor bijih besi dan pertumbuhan permintaan energi dan pangan. Pemain pasar kini memantau potensi rebound tarif menjelang bulan Juni, dengan ekspektasi akan peningkatan aktivitas pengangkutan menjelang musim panas di belahan bumi utara.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.