ShippingCargo.co.id, Jakarta—Dalam dunia bisnis, logistik identik dengan rantai pasok barang komersial. Namun, dalam situasi bencana, kita mengenal istilah humanitarian logistics—logistik untuk pengiriman bantuan kemanusiaan. Ini mencakup pergerakan barang, peralatan, tenaga bantuan, dan korban ke dan dari area terdampak.

Berbeda dengan logistik komersial yang terstruktur, humanitarian logistics atau logistik kemanusiaan menghadapi ketidakpastian tinggi akibat bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan konflik bersenjata. Infrastruktur transportasi sering kali hancur, sehingga bantuan harus didatangkan dari wilayah yang jauh.

Tantangan yang dihadapi logistik kemanusiaan, menurut Marine Insight, di antaranya adalah topografi sulit, ketegangan politik, dan kondisi cuaca, ketiganya kerap jadi enghambat utama.Beberapa bencana besar yang mempertegas pentingnya logistik kemanusiaan antara lain:

• Gempa bumi Turki-Suriah 2023
• Perang Ukraina
• Kelaparan di Somalia, Ethiopia, Kenya
• Pandemi COVID-19 global

Umumnya, logistik kemanusiaan berkutat pada kebutuhan mendesak berupa air bersih, makanan, obat-obatan, tempat tinggal, dan fasilitas sanitasi harus dipenuhi secepat mungkin. Oleh karena itu, peran organisasi kemanusiaan global sangat signifikan terhadap logistik kemanusiaan.

Organisasi seperti World Food Program (WFP) dan UNICEF memainkan peran penting dengan basis logistik raksasa di Roma, Italia dan Kopenhagen, Denmark. Mereka bekerja sama dengan think tank dan pemerintah negara terdampak untuk merespons kebutuhan darurat.

Kepemimpinan dalam logistik kemanusiaan tentu menjadi kunci sukses operasionalnya. Dalam sebuah operasi logistik kemanusiaan, pemimpin harus mampu berkoordinasi lintas negara, menggalang dana, dan menggerakkan operasi cepat dalam situasi genting.Umumnya, tahapan operasional logistik kemanusiaan meliputi:

• Penyusunan dan persetujuan rencana
• Mobilisasi personel dan infrastruktur
• Pengadaan barang bantuan
• Pengaturan distribusi darurat
• Evaluasi pascabencana

Semua ini harus berjalan simultan, karena waktu adalah faktor paling kritis.

Pendeknya, logistik kemanusiaan bukan hanya tentang pengiriman barang, tetapi tentang memulihkan kehidupan. Ini adalah perwujudan solidaritas global, di mana kecepatan, efisiensi, dan rasa kemanusiaan berpadu untuk menyelamatkan masa depan banyak orang.