ShippingCargo.co.id, Jakarta—Isyarat Mayday adalah seruan darurat internasional yang digunakan kapal untuk menandakan situasi bahaya serius dan membutuhkan bantuan segera. Sinyal ini disampaikan melalui komunikasi radio maritim dengan mengulang kata "Mayday" sebanyak tiga kali. Pengulangan ini bertujuan menekankan tingkat urgensi dan memastikan bahwa kapal lain atau stasiun komunikasi segera tanggap.

Situasi yang dapat memicu panggilan Mayday mencakup kebakaran di kapal, tabrakan, kebocoran besar, kehilangan daya kendali, hingga ancaman tenggelam. Dalam kondisi seperti ini, peran nakhoda menjadi sangat krusial. Sebagai pemimpin tertinggi di kapal, nakhoda bertanggung jawab mengambil keputusan cepat dan tepat berdasarkan penilaian kondisi darurat yang sedang dihadapi.

Langkah-Langkah Tanggap Darurat:

Berikut adalah langkah-langkah darurat dalam situasi Mayday sebagaimana dipaparkan oleh laman Instagram resmi DPP INSA:

1. Mengaktifkan Alarm Darurat: Untuk memberi tahu seluruh awak kapal bahwa terjadi kondisi darurat dan seluruh prosedur evakuasi mulai berlaku.
2. Mengumpulkan Kru di Muster Station: Semua awak diarahkan ke titik kumpul sesuai prosedur untuk pengecekan dan instruksi lanjutan.
3. Evakuasi atau Persiapan Sekoci: Jika situasi tak terkendali, nakhoda dapat memerintahkan peluncuran sekoci dan evakuasi penumpang serta kru.
4. Komunikasi Eksternal: Nakhoda akan menghubungi otoritas pelabuhan, Coast Guard, atau stasiun radio maritim untuk mengirimkan sinyal Mayday dan meminta bantuan.

Keputusan nakhoda bersifat mengikat dan harus ditaati oleh seluruh awak kapal, karena menyangkut keselamatan jiwa dan keberlangsungan operasional. Dalam kondisi seperti ini, ketegasan dan profesionalisme sangat menentukan hasil akhir.

Memahami prosedur tanggap darurat dan isyarat Mayday adalah bagian vital dari keselamatan pelayaran. Dalam dunia maritim, keselamatan adalah prioritas utama—dan Mayday adalah suara terakhir yang harus diabaikan. ⚓????