Home > News

BPS: Transportasi Alami Deflasi Pertama Kali Saat Ramadhan dan Idulfitri Sejak Pandemi

Transportasi laut juga ikut terkena deflasi.
BPS mengungkapkan terjadinya deflasi sektor transportasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2025. (ilustrasi). Sumber: Republika/Prayogi
BPS mengungkapkan terjadinya deflasi sektor transportasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2025. (ilustrasi). Sumber: Republika/Prayogi

ShippingCargo.co.id, JAKARTA — Untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19, sektor transportasi mengalami deflasi selama periode Ramadhan dan Idulfitri 2025, menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).

"Secara historis, dari tahun 2022 hingga 2024, kelompok transportasi selalu mengalami inflasi pada periode ini. Tapi tahun ini justru deflasi sebesar 0,08 persen, dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,01 persen," ujar M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Habibullah menjelaskan bahwa deflasi pada kelompok transportasi didorong terutama oleh penurunan tarif angkutan udara. Pasalnya, tarif angkutan udara catat deflasi 4,83 persen dan memberikan andil 0,04 persen terhadap deflasi nasional.

Namun, di sisi lain, tarif angkutan antarkota justru mengalami inflasi sebesar 7,61 persen, menyumbang andil 0,02 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tarif pesawat turun, kenaikan pada moda transportasi darat tetap terjadi, terutama saat momen puncak Idulfitri.

Secara umum, BPS juga mencatat inflasi bulan Maret 2025 sebesar 1,65 persen (month-to-month), dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,48 di Februari menjadi 107,22 pada Maret.Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat 1,03 persen, sementara secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi berada di angka 0,39 persen.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi bulanan terbesar pada Maret adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan inflasi 8,45 persen. Republika mencatat bahwa tiga kelompok tersebut menyumbang 1,18 persen terhadap total inflasi nasional.

“Komoditas paling dominan di kelompok ini adalah tarif listrik, dengan kontribusi inflasi sebesar 1,18 persen,” ujar Habibullah.Meski begitu, tarif angkutan udara tetap menjadi satu-satunya komoditas yang secara signifikan memberikan andil deflasi bulan ini, yaitu sebesar 0,04 persen.

× Image