Home > Port

Jam Istirahat Pelaut: Apakah Benar Ada Perubahan?

Pelaut yang kelelahan dapat mengganggu kegiatan pelaku industri pelayaran.
Pelaut kurang istirahat akan berdampak signifikan. Sumber: Unsplash/ Nick Monica
Pelaut kurang istirahat akan berdampak signifikan. Sumber: Unsplash/ Nick Monica

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Dalam beberapa tahun terakhir, aturan jam istirahat pelaut mengalami perubahan signifikan sejak revisi IMO tahun 2019. Awalnya, pelanggaran jam istirahat sering menjadi sorotan inspeksi Port State Control (PSC).

Namun, saat ini jam istirahat pelaut tampaknya makin jarang menjadi perhatian utama. Apakah ini karena kepatuhan yang lebih baik, atau hanya sekedar perubahan dalam cara pelaut mengisi formulir laporan?

Andrew Craig-Bennett dalam tulisannya berjudul Hours of unrest di Splash 247 lantas membahas mengenai dampak kurangnya istirahat pelaut. Laiknya atlet dan/ atau personel militer, pelaut juga butuh waktu istirahat yang signifikan agar performa mereka tetap terjaga selama kapal jauh dari dermaga. Berikut adalah poin-poin yang ditekankan oleh Craig-Bennett:

Budaya Ketahanan di Lautan: Dulu dan Kini

???? Masa Lalu: Menaklukkan Kantuk di Tengah Samudra

Sejak dahulu kala, kehidupan seorang pelaut tak terpisahkan dari perjuangan melawan rasa kantuk. Pada era kapal layar, dengan sistem dua regu jaga dan bukan tiga seperti sekarang, waktu istirahat sering kali terpotong. Bahkan, seorang kapten kapal zaman dulu terbiasa untuk tetap terjaga selama berhari-hari, terutama saat berlayar di perairan yang belum dipetakan dan penuh bahaya karang, seperti LautCSelatan.

Budaya ketahanan ini kemudian terbawa hingga era kapal uap awal yang masih memiliki dek terbuka. Uniknya, hingga abad ke-20, sebagian kapten kapal justru menganggap anjungan kapal tertutup sebagai pertanda kelemahan seorang pelaut.

???? Kondisi Saat Ini: Laporan Rapi, Tidurkah Pelaut Lebih Nyenyak?

Meskipun regulasi mengenai jam istirahat pelaut telah diterapkan, laporan dari para awak kapal menunjukkan bahwa kelelahan masih menjadi masalah krusial. Ironisnya, kini para pelaut cenderung lebih terampil dalam mengisi formulir laporan jam istirahat agar terlihat patuh aturan, namun belum tentu mendapatkan istirahat yang memadai.

Kondisi yang lebih baik umumnya dirasakan oleh pelaut yang bertugas di kapal dengan rute pelayaran panjang, seperti VLCC (Very Large Crude Carrier) dan kapal peti kemas long-haul. Mereka cenderung memiliki kondisi kerja yang lebih stabil dan tenang.

Sebaliknya, tekanan justru sangat tinggi dirasakan oleh para pelaut yang bekerja di kapal feeder container. Kapal-kapal ini memiliki rute pendek dan frekuensi singgah di pelabuhan yang tinggi, sehingga mereka harus menghadapi jadwal yang sangat padat dengan jumlah kru minimal sesuai standar safe manning.

???? Tekanan di Kapal Feeder: Beban Kerja Melampaui Batas

  • Kru Minimal: Kapal feeder sering kali hanya diawaki oleh satu kapten dan dua perwira yang bertanggung jawab atas navigasi dan bongkar muat.

  • Jadwal Ketat: Rute pelayaran pendek dengan banyak pelabuhan mengharuskan kru untuk terus menerus bekerja tanpa kesempatan istirahat yang cukup.

  • Solusi yang Tidak Sehat: Laporan yang beredar mengindikasikan adanya peningkatan penggunaan amfetamin di kalangan pelaut feeder container sebagai upaya untuk tetap terjaga dan mengatasi tekanan pekerjaan.

Sebuah contoh insiden menggambarkan bagaimana kelelahan menjadi masalah serius. Seorang kapten yang baru saja menyelesaikan perjalanan panjang akhirnya bisa beristirahat, tetapi tiba-tiba semua awaknya harus bangun untuk menjalani tes obat dan alkohol mendadak.

Ini, menurut Craig-Bennett, tak ubahnya sindrom Sekoci Titanic. Biaya ditekan sedemikian rupa sehingga standar K3 kapal yang paling sederhana pun dilupakan.

Regulasi jam istirahat mungkin terlihat telah mengubah industri maritim, tetapi realitasnya, kelelahan tetap menjadi masalah utama. Dengan beban kerja tinggi dan kru minimal, terutama di kapal feeder container, tantangan utama bukan hanya kepatuhan terhadap aturan, tetapi bagaimana memastikan pelaut benar-benar mendapatkan istirahat yang layak untuk keselamatan mereka dan kapal yang mereka operasikan.

× Image