Home > Kebijakan

Teknologi dan Kolaborasi di Balik Keamanan Pelabuhan, Apa Pentingnya?

ISPS Code telah menjadi standar internasional untuk memastikan bahwa pelabuhan memiliki mekanisme perlindungan yang memadai.
Ilustrasi pelabuhan Sumber:Freepik
Ilustrasi pelabuhan Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Bayangkan sebuah kapal kargo raksasa yang baru saja merapat di pelabuhan. Di dalamnya, ribuan kontainer berisi barang dari berbagai penjuru dunia—mulai dari smartphone hingga obat-obatan penyelamat nyawa. Tapi di balik hiruk-pikuk bongkar muat, ada pertarungan tak kasatmata: penyelundup yang menyusup di antara peti kemas, peretas yang mengincar data kargo, atau ancaman yang bisa mengganggu pasokan pangan global. Inilah mengapa keamanan pelabuhan bukan sekadar tentang pagar dan kamera pengawas. Di era di mana 90% perdagangan dunia bergantung pada laut, pelabuhan harus menjadi benteng yang cerdas, adaptif, dan kolaboratif.

Keamanan pelabuhan merupakan elemen kunci dalam logistik maritim, mengingat peranannya sebagai pusat distribusi barang global. Ancaman seperti penyelundupan, peretasan sistem, sabotase, dan ancaman teroris semakin meningkat seiring dengan kompleksitas rantai pasok internasional. Oleh karena itu, manajemen keamanan di pelabuhan membutuhkan pendekatan yang lebih canggih dan berbasis teknologi.

Per Marine Insight, Pelabuhan komersial merupakan simpul utama dalam rantai logistik global, yang menghubungkan berbagai moda transportasi. Namun, meningkatnya aktivitas ilegal, seperti perdagangan narkoba, pencurian kargo, dan penyelundupan manusia, menuntut sistem keamanan yang lebih ketat. International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code telah menjadi standar internasional untuk memastikan bahwa pelabuhan memiliki mekanisme perlindungan yang memadai.

Baca Juga: Tiongkok Serukan AS Hentikan Kebijakan Biaya Tidak Adil

Keamanan di pelabuhan tidak hanya bergantung pada pengawasan fisik, tetapi juga pada keamanan siber. Dengan semakin banyaknya sistem logistik yang berbasis digital, pelabuhan menjadi target empuk bagi serangan peretasan yang dapat melumpuhkan operasi terminal, manipulasi data kargo, atau bahkan mengambil alih kendali infrastruktur penting. Sistem blockchain dan AI telah mulai diterapkan di beberapa pelabuhan canggih untuk meningkatkan ketertelusuran kargo dan mengamankan transaksi logistik.

Teknologi lain yang berperan dalam meningkatkan keamanan pelabuhan adalah sistem pemindaian non-intrusif (NII), pengenalan wajah berbasis AI, dan drone pengawas. Misalnya, Pelabuhan Rotterdam dan Pelabuhan Singapura telah mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau arus barang secara real-time dan mendeteksi aktivitas mencurigakan. Dengan penggunaan sensor pintar dan big data, pelabuhan dapat meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan keamanan.

Penerapan teknologi ini menghadapi tantangan, termasuk biaya tinggi dan resistensi dari para pemangku kepentingan. Dibutuhkan kerja sama antara operator pelabuhan, otoritas pemerintah, dan perusahaan logistik untuk menciptakan ekosistem keamanan yang efektif dan berkelanjutan.

Keamanan pelabuhan kini adalah tarian antara kecerdasan buatan dan kebijaksanaan manusia—di mana teknologi menjadi alat, tapi kolaborasi tetap menjadi jiwa. Seperti kata pepatah lama pelaut: "Bersama, kita bisa menghadapi badai apa pun."

× Image