ShippingCargo.co.id, Jakarta — Serangan militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman semakin memperburuk situasi keamanan di Laut Merah. Ketegangan ini berdampak langsung pada industri pelayaran global, menghambat arus perdagangan, dan meningkatkan risiko bagi kapal-kapal yang melintasi jalur strategis tersebut.

Serangan udara AS, yang menargetkan posisi Houthi sebagai respons terhadap ancaman terhadap kapal dagang dan militer di Laut Merah, telah menimbulkan eskalasi lebih lanjut. Kelompok Houthi, yang didukung Iran, telah melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut, dengan alasan bahwa mereka menargetkan kepentingan Barat sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina di Gaza. Akibatnya, banyak perusahaan pelayaran besar memilih untuk mengalihkan rute kapal mereka melalui Tanjung Harapan, yang memperpanjang waktu perjalanan dan meningkatkan biaya operasional secara drastis.

Menurut analisis France24, eskalasi ini tidak hanya mengancam keamanan maritim tetapi juga berdampak pada harga komoditas global. Biaya asuransi bagi kapal-kapal yang berlayar melalui Laut Merah melonjak, sementara operator pelayaran terpaksa membayar lebih untuk bahan bakar akibat perjalanan yang lebih panjang. Selain itu, keterlambatan pengiriman barang ke pasar Eropa dan Asia juga memperburuk rantai pasok global yang masih dalam tahap pemulihan pasca pandemi.

Respons dunia terhadap konflik ini beragam. Beberapa negara mendukung serangan AS dengan alasan bahwa kelompok Houthi telah menjadi ancaman serius bagi kebebasan navigasi di Laut Merah. Namun, negara lain menganggap tindakan militer ini dapat memperburuk situasi dan meningkatkan risiko serangan balasan yang lebih luas terhadap kapal dagang. Organisasi maritim internasional telah menyerukan upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan dan memastikan keselamatan jalur perdagangan utama ini.

Laut Merah merupakan jalur penting bagi perdagangan global, konflik ini menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi internasional. Jika ketegangan terus meningkat, dunia dapat menghadapi lonjakan harga barang, keterlambatan pengiriman, dan gangguan logistik yang lebih luas. Diplomasi dan solusi jangka panjang diperlukan untuk memastikan keamanan pelayaran dan kelancaran rantai pasok di kawasan strategis ini.