Satu Kesalahan Kecil Bisa Berakibat Fatal! Yuk, Kenali SOP Bunker Kapal
![Ilustrasi Bunkering. Sumber:Freepik](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250212121507-410.png)
ShippingCargo.co.id, Jakarta—Prosedur bunkering (pengisian bahan bakar kapal) bukanlah aktivitas biasa kelalaian sekecil apa pun berpotensi memicu bencana seperti kebakaran, tumpahan minyak massal, atau bahkan korban jiwa. Padahal, 80% insiden bunkering dipicu oleh ketidakdisiplinan dalam menerapkan SOP keselamatan.
Berikut adalah prosedur bunkering sebagaimana dijelaskan oleh Ditjen Hubla lewat Instagram resminya:
1. Pentingnya Persiapan Sebelum Bunker:
Bunkering, proses pengisian bahan bakar kapal, merupakan kegiatan yang sangat berisiko jika tidak dilakukan dengan benar. Kesalahan sekecil apapun dapat menyebabkan kebakaran, tumpahan minyak, atau kecelakaan fatal. Oleh karena itu, seluruh kru wajib mematuhi prosedur keselamatan secara disiplin. Pastikan komunikasi yang efektif antara kapal dan stasiun atau tongkang bunker sebagai langkah awal agar seluruh proses berjalan lancar.
2. Persiapan Fisik dan Penempatan Peralatan
Sebelum memulai pengisian bahan bakar, pastikan area bunker telah dipersiapkan dengan baik:
- Koordinasi: Pastikan komunikasi yang jelas antara kapal dan pihak bunker.
- Peralatan Pemadam: Letakkan alat pemadam kebakaran di area bunker dengan posisi strategis.
- Sambungan Selang: Sambungkan selang dengan aman dan pastikan tidak ada kebocoran.
- Tanda Keamanan: Pasang papan dengan tulisan "Dilarang Merokok" dan "Dilarang Menyalakan Api" di sekitar area bunker.
- Ventilasi dan Jendela: Tutup ventilasi dan jendela untuk mencegah penyebaran gas berbahaya.
3. Pemeriksaan Keselamatan Pra-Bunker
Sebelum pengisian dimulai, lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kondisi aman:
- Pastikan kapal dan tongkang bunker terikat kuat untuk mencegah pergeseran.
- Pastikan akses antara kapal dan tongkang aman.
- Jauhkan peralatan listrik dari area bunker untuk menghindari sumber api.
- Kenakan pakaian pelindung yang sesuai sebagai langkah antisipasi kecelakaan.
- Pastikan seluruh awak kapal memahami jalur evakuasi dan prosedur darurat.
4. Proses Pemantauan Selama Bunker
Selama pengisian bahan bakar, pengawasan terus-menerus sangat penting untuk mencegah insiden:
- Pantau Tekanan dan Suhu: Lakukan pemantauan berkala terhadap tekanan dan suhu bahan bakar.
- Cek Level Tangki: Pastikan level tangki diukur secara rutin untuk menghindari tumpahan atau luberan minyak.
- Koordinasi Berkelanjutan: Komunikasikan kondisi tangki, terutama saat tangki terakhir mulai diisi, dengan stasiun atau tongkang bunker.
- Sistem Ventilasi: Pastikan sistem ventilasi tangki berfungsi dengan baik untuk menghindari penumpukan gas berbahaya.
5. Kesimpulan dan Tindakan Lanjutan
Menerapkan SOP bunker kapal dengan disiplin adalah kunci untuk mencegah kecelakaan yang bisa berakibat fatal. Setiap langkah, mulai dari persiapan hingga pemantauan selama proses, harus dijalankan dengan teliti. Jika ada indikasi pelanggaran atau ketidaksesuaian, masyarakat dan pihak terkait dapat segera melaporkannya ke Kantor Syahbandar atau instansi penegak hukum setempat. Dengan kesadaran dan kerjasama semua pihak, kegiatan bunkering dapat berlangsung dengan aman dan lancar, memberikan perlindungan optimal bagi kapal, kru, dan lingkungan.
Industri maritim tidak bisa lagi mengorbankan keselamatan demi kepraktisan. Regulasi ketat dari Kementerian Perhubungan dan organisasi seperti IMO harus ditegakkan, sementara pelanggar SOP perlu dikenai sanksi maksimal. Jika kru kapal masih menganggap prosedur bunkering sebagai formalitas, siapa yang bertanggung jawab ketika bencana terjadi?