Home > Kolom

Kejahatan di Selat Malaka Meningkat, Indonesia Perlu Waspada

Barang-barang seperti suku cadang dan peralatan yang tidak diamankan menjadi sasaran utama.
Ilustrasi kapal kandas. Sumber: Freepik
Ilustrasi kapal kandas. Sumber: Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Konsultan keamanan dan organisasi pemantau ReCAAP baru-baru ini mengeluarkan peringatan terkait peningkatan aktivitas kejahatan di sekitar Selat Malaka dan Singapura.Pada tahun 2024,sebanyak 62 kapal dilaporkan dibajak dan dirampok saat melintas di wilayah tersebut.

Sejak awal 2025, ReCAAP telah menerima laporan tujuh insiden, mayoritas terjadi di wilayah barat Pulau Cula, Indonesia. Sebagian besar insiden melibatkan kapal curah yang sedang berlayar, sementara satu kasus melibatkan kapal kargo umum.

Dalam hampir semua insiden, pelaku dilaporkan membawa senjata seperti pisau, senjata api, atau batang baja. Oleh sebab itu pelaku keamanan Maritim Indonesia seperti KPLP perlu lebih waspada

Meskipun sebelumnya sebagian besar kasus tidak melibatkan kekerasan dan para pelaku kabur setelah terdeteksi, kini terdapat pola baru yang lebih berbahaya. Banyak insiden melibatkan lima hingga enam pelaku bersenjata, meskipun hingga saat ini belum ada laporan tentang awak kapal yang terluka.

Barang-barang seperti suku cadang dan peralatan yang tidak diamankan menjadi sasaran utama.Peningkatan insiden ini menjadi pengingat pentingnya upaya bersama untuk menjaga keamanan maritim dan melindungi jalur perdagangan global yang vital.

Menurut Maritime Institute, terdapat peningkatan enam persen dalam jumlah insiden di seluruh Asia, dengan total 107 kejadian. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Beberapa insiden bahkan melibatkan penyanderaan awak kapal dan pengurasan muatan minyak FAME.

Di Selat Malaka dan Singapura sendiri, 84 persen insiden terjadi pada malam hari, terutama antara pukul 02.00 dan 03.00. Kapal curah menjadi target utama, mencakup tiga perempat dari laporan yang diterima.

ReCAAP menyarankan awak kapal untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintas di jalur timur selatan Singapura yang menjadi area dengan insiden terbanyak. Organisasi ini juga menyerukan kepada otoritas setempat untuk meningkatkan patroli dan penegakan hukum guna menekan gelombang kejahatan ini.

Di saat insiden meningkat di Asia, beberapa wilayah lain justru mengalami penurunan kejahatan terhadap kapal. Teluk Guinea yang sebelumnya menjadi perhatian utama kini stabil. Namun, ancaman dari bajak laut Somalia muncul kembali pada tahun 2024, dipicu oleh ketidakstabilan di Laut Merah dan ancaman militan Houthi.

× Image