Dilema Kontainer Kosong Industri Pelayaran, Solusinya Bagaimana?
ShippingCargo.co.id, Jakarta—Pengelolaan kontainer kosong merupakan tantangan signifikan dalam industri pelayaran. Setelah kontainer dikosongkan di tujuan, kontainer tersebut harus dikembalikan ke depot yang ditentukan oleh perusahaan pelayaran. Namun, ketidakseimbangan perdagangan global menyebabkan distribusi kontainer yang tidak merata,
Marine Insight menyatakan apabila ada beberapa lokasi yang kerap mengalami kelebihan kontainer kosong sementara yang lain malah kekurangan. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan pelayaran menerapkan beberapa strategi:
Reposisi Kontainer Kosong: Memindahkan kontainer dari lokasi dengan surplus ke area dengan permintaan tinggi. Meskipun mahal, ini memastikan ketersediaan kontainer di pasar yang membutuhkan. Container XchangeTriangulasi Hinterland: Alih-alih mengembalikan kontainer kosong ke asal, kontainer tersebut langsung dikirim ke pengirim lain di dekatnya yang membutuhkan. Hal ini, menurut Rouvia, dapat mengurangi biaya dan waktu transportasi. Penggunaan Teknologi: Sistem prediktif dan perangkat lunak manajemen membantu mengoptimalkan pergerakan kontainer, meminimalkan waktu idle, dan meningkatkan efisiensi armada. Transmetrics
Selain itu, beberapa perusahaan memberlakukan biaya tambahan untuk reposisi kontainer atau ketidakseimbangan kontainer, mendorong pengirim untuk mengembalikan kontainer ke lokasi yang lebih menguntungkan. Inovasi seperti kontainer lipat dan sistem kontainer satu arah juga sedang dieksplorasi untuk mengurangi tantangan ini.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan pelayaran berupaya mengurangi biaya operasional dan memastikan ketersediaan kontainer di lokasi yang tepat sesuai permintaan pasar.