Home > Kolom

Enam Fakta Perang Dagang Industri Pelayaran AS-China

Dominasi Tiongkok hingga Implikasi Politik mempengaruhi konflik di sektor industri pelayaran.
Ilustrasi kapal kargo petikemas. Kapal kargo seperti ini jadi tulang punggung AS dan Tiongkok dalam perang dagang industri pelayaran. Sumber:Foto: Republika/Rahayu Subekti
Ilustrasi kapal kargo petikemas. Kapal kargo seperti ini jadi tulang punggung AS dan Tiongkok dalam perang dagang industri pelayaran. Sumber:Foto: Republika/Rahayu Subekti

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat dalam industri perkapalan semakin meningkat, menciptakan "perang" baru di sektor maritim. Terlebih, kedua negara merupakan negara anggota DK PBB yang punya pengaruh besar di industri pelayaran.

Freight Waves dan The Load Star membeberkan setidaknya beberapa faktor yang menyulut perang dagang antar dua kekuatan ekonomi terbesar sejagat ini. Berikut enam fakta penting mengenai perang dagang AS-Tiongkok di bidang pelayaran :

  1. Dominasi Tiongkok dalam Industri Galangan Kapal: Tiongkok saat ini memimpin industri galangan kapal global, dengan kapasitas produksi yang jauh melampaui negara lain. Wajar apabila Dominasi ini memberikan keunggulan strategis dalam perdagangan dan kekuatan militer maritim.
  2. Upaya Amerika Serikat untuk Menyaingi: Amerika Serikat berupaya meningkatkan kapasitas galangan kapalnya dengan menggandeng mitra yang berlokasi dekat dengan Tiongkok, seperti Korea Selatan dan Jepang. Misalnya, HD Hyundai Heavy Industries didorong untuk berinvestasi dalam industri perkapalan AS guna mempercepat produksi dan menekan biaya.
  3. Kekhawatiran Keamanan Nasional: Kesenjangan dalam kapasitas perkapalan antara AS dan Tiongkok menimbulkan kekhawatiran terkait kemampuan AS dalam memproduksi kapal perang dan kapal dagang yang vital untuk mempertahankan perdagangan selama konflik, khususnya di wilayah seperti Laut China Selatan.
  4. Potensi Gangguan Jalur Perdagangan: Sengketa di Laut China Selatan dapat mengganggu jalur perdagangan utama, yang berdampak signifikan pada ekonomi global.Para ahli memperingatkan bahwa ketegangan ini bisa memicu konflik yang lebih luas jika tidak dikelola dengan baik.
  5. Langkah Hukum oleh Serikat Pekerja AS: Serikat Pekerja Baja Amerika Serikat mengajukan petisi untuk mendapatkan dukungan negara terhadap industri galangan kapal domestik, menuduh Tiongkok melakukan praktik yang mendistorsi pasar global melalui tindakan yang tidak adil.
  6. Implikasi Politik Pascapemilu AS 2024: Isu ini berpotensi mempengaruhi perdebatan politik menjelang pemilu dan setelah , dengan fokus pada kemampuan dan kemauan Amerika untuk merevitalisasi sektor industri strategis dalam menghadapi tantangan dari Tiongkok.

Singkatnya, perang dagang AS-China mencerminkan persaingan yang semakin intens antara dua kekuatan besar dalam menguasai industri perkapalan global. Oleh sebab itu, implikasinya akan sangat luas bagi perdagangan internasional dan keamanan maritim,

× Image