Home > Kebijakan

Uni Eropa Kembali Blacklist Kapal Rusia, Dianggap Kurang Efektif

Sanksi ini juga mencakup perusahaan pelayaran yang terlibat dalam transportasi minyak mentah dan produk minyak bumi dari dan ke rusia.
Ilustrasi kapal. Sumber: Freepik
Ilustrasi kapal. Sumber: Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta – Baru-baru ini, Uni Eropa (UE) baru saja mengumumkan paket sanksi ke-15 yang menargetkan "armada bayangan" Rusia. Tercatat, ada 52 kapal yang di- blacklist, langkah ini tegaskan komitmen UE tekan upaya Rusia dalam menghindari pembatasan harga minyak dan aktivitas maritim ilegal lainnya.

Penambahan terbaru ini mencakup kapal-kapal yang dicurigai terlibat dalam pengangkutan peralatan militer dan biji-bijian yang dicuri dari Ukraina sehingga total kapal yang masuk daftar hitam UE kini mencapai 79. Salah satu kapal yang disanksi adalah tanker es "Christophe de Margerie", yang sebelumnya digunakan dalam proyek Yamal LNG. Ini menandai pertama kalinya UE menjatuhkan sanksi langsung terhadap proyek gas Yamal Rusia.

gCaptain melansir bahwa langkah ini menunjukkan tekad UE dalam menindak tegas upaya Rusia yang menggunakan armada bayangan untuk menghindari sanksi internasional. Dengan menargetkan kapal-kapal yang beroperasi secara ilegal, UE berupaya memutus jalur logistik yang mendukung mesin perang Rusia. Sanksi ini juga mencakup perusahaan pelayaran yang terlibat dalam transportasi minyak mentah dan produk minyak bumi, serta berbagai perusahaan pertahanan Rusia.

Namun, efektivitas sanksi ini masih menjadi perdebatan. Beberapa pihak berpendapat bahwa Rusia akan terus mencari cara untuk menghindari pembatasan, termasuk melalui negara-negara ketiga yang tidak terikat oleh sanksi UE. Selain itu, dampak ekonomi terhadap negara-negara anggota UE yang memiliki hubungan dagang dengan Rusia juga perlu dipertimbangkan.

Meskipun demikian, paket sanksi terbaru ini menegaskan posisi UE dalam mendukung kedaulatan Ukraina dan menentang agresi Rusia. Dengan memperluas daftar kapal yang disanksi, UE berharap dapat meningkatkan tekanan terhadap Rusia dan mendorong penyelesaian konflik melalui jalur diplomatik.

× Image