Home > Port

Mengenal Jenis dan Karakteristik Bahan Bakar Kapal Laut

Ketiga bahan bakar kapal laut punya cirinya tersendiri.
Ilustrasi pengisian bahan bakar kapal. Sumber: Unsplash/Georg Eiermann
Ilustrasi pengisian bahan bakar kapal. Sumber: Unsplash/Georg Eiermann

ShippingCargo.co.id, Jakarta--Bahan bakar kapal laut memainkan peran penting dalam mendukung industri maritim dan perdagangan global. Beragam jenis bahan bakar seperti Marine Fuel Oil (MFO), Low Sulphur Fuel Oil (LSFO), dan Liquefied Natural Gas (LNG) digunakan berdasarkan kebutuhan dan teknologi kapal. Marine Fuel Oil, misalnya, sering digunakan oleh kapal besar dengan mesin diesel putaran rendah, sedangkan LSFO telah menjadi standar global karena kepatuhannya terhadap regulasi lingkungan internasional seperti IMO 2020. LNG juga semakin populer karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional.

Mengutip situs resmi PGN LNG, setiap jenis bahan bakar memiliki karakteristik yang unik. LSFO, misalnya, mengandung sulfur kurang dari 0,5%, yang tidak hanya mengurangi dampak korosi pada mesin tetapi juga meminimalkan pencemaran udara dan laut. Di satu sisi, LNG menawarkan pembakaran bersih dengan emisi nitrogen oksida (NOx) yang lebih rendah kendati biaya infrastruktur LNG yang tinggi menjadi tantangan dalam implementasinya sehingga inovasi seperti desain kapal yang lebih efisien dan penggunaan teknologi scrubber semakin relevan untuk memenuhi tuntutan efisiensi energi dan regulasi lingkungan.

Regulasi internasional seperti MARPOL Annex VI telah mendorong industri pelayaran untuk beralih ke bahan bakar rendah sulfur atau mengadopsi teknologi pengurangan emisi. Di Indonesia, LSFO menjadi pilihan utama sejalan dengan Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut tahun 2019, yang membuat regulasi ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara yang berpotensi menyebabkan ratusan ribu kematian prematur akibat emisi sulfur.

Selain manfaat lingkungan, bahan bakar kapal seperti LSFO juga mendukung efisiensi operasional. Dengan pembakaran yang lebih stabil, LSFO mengurangi pembentukan residu yang dapat merusak mesin. Hal ini memperpanjang umur peralatan dan menekan biaya perawatan. Kombinasi antara kualitas bahan bakar dan desain kapal yang inovatif menjadi solusi dalam menekan biaya operasional sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Masa depan bahan bakar kapal laut cenderung menuju penggunaan alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti biofuel dan hidrogen. Dengan dukungan regulasi ketat dan kolaborasi industri, transisi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekosistem laut sekaligus menjaga keberlanjutan industri pelayaran.

× Image