Home > Shipping

Apa itu Marine Evacuation System? Berikut Penjelasannya

Nantinya kapal PELNI akan dipasang dua unit MES di tiap sisi kapal.
Ilustrasi Marine Evacuation System. Sumber: Situs resmi Wärtsilä
Ilustrasi Marine Evacuation System. Sumber: Situs resmi Wärtsilä

ShippingCargo.co.id, Jakarta – Menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), PT PELNI (Persero) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan keselamatan penumpang dengan memasang Marine Evacuation System (MES) di seluruh kapal penumpangnya. Alat ini menjadi tambahan penting di samping peralatan keselamatan lain yang sudah ada, seperti jaket pelampung, sekoci, dan perahu karet.

Marine Evacuation System, menurut perusaahaan energi maritim Finlandia Wärtsilä adalah sistem evakuasi modern yang memfasilitasi penumpang untuk turun dari geladak kapal menuju perahu karet yang telah disiapkan di permukaan laut tanpa harus melompat dari ketinggian. MES terdiri dari jaring pengaman yang memungkinkan penurunan cepat dan aman, sehingga mengurangi risiko cedera serta mempercepat proses evakuasi saat keadaan darurat.

Baca Juga: TKDN PET Lampaui Target, Dorong Pertumbuhan Industri Dalam Negeri

Menurut rencana, PELNI akan memasang dua unit MES di setiap sisi dek kapal mulai tahun depan untuk meningkatkan redundansi keselamatan. Langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang selama perjalanan, terutama di masa-masa ramai seperti Nataru.

PELNI menegaskan bahwa semua peralatan keselamatan, termasuk MES, akan menjalani inspeksi tahunan sebagai bagian dari program perawatan rutin. Oleh karena itu, keberadaan MES di kapal PELNI tidak hanya memberikan rasa aman bagi penumpang, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi laut.

Upaya ini menandai komitmen PT PELNI untuk terus memenuhi standar keselamatan internasional dan melindungi penumpang dari potensi bahaya yang tidak diinginkan. Penggunaan MES mencerminkan kemajuan dalam praktik keselamatan maritim dan meningkatkan efisiensi proses evakuasi darurat, sehingga keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama.

× Image