Home > Kebijakan

Maersk Tanda Tangani Perjanjian Metanol Jangka Panjang di China

Maersk juga dukung organisasi internasional agar berkomitmen pada logistik net-zero.
Contoh kapal Maersk. Sumber: Unsplash/Georg Eiermann.
Contoh kapal Maersk. Sumber: Unsplash/Georg Eiermann.

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Raksasa pelayaran Maersk baru saja menandatangani perjanjian jangka panjang untuk sumber biometanol di Tiongkok. Kerja sama ini akan membantu Maersk memenuhi lebih dari 50% kebutuhan bahan bakar metanol untuk kapal berbahan bakar ganda miliknya pada 2027.

Perjanjian ini dijalin dengan LONGi Green Energy Technology Co., yang akan memproduksi metanol dari residu pertanian. Produksi pertama ditargetkan mulai pada 2026 dan penuh pada akhir dekade ini.

Sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi, Maersk menambahkan tujuh kapal berbahan bakar metanol ganda untuk mempercepat transisi energi ramah lingkungan. Pesanan kapal ini diperkirakan meningkat dengan rencana konversi armada yang sedang berjalan.

Strategi dekarbonisasi Maersk juga melibatkan suplai yang stabil. Pasalnya, Maersk juga telah meneken kontrak untuk 25 kapal tambahan berbahan bakar dual-fuel methanol, seperti dilansir oleh Maritime Institute.

Maersk juga mendorong organisasi internasional untuk menetapkan standar bahan bakar hijau global yang dapat menekan kesenjangan harga bahan bakar fosil. Perusahaan asal Denmark tersebut berharap perjanjian ini memperkuat komitmennya terhadap masa depan logistik net-zero.

China telah jadi pelopor penting dalam bahan bakar alternatif. Oleh karena itu,Maersk sedang mengembangkan proyek serupa di Amerika Serikat untuk mendukung visi ini.

× Image