Home > Logistik

Mengenal Logistik Maritim Hinterland

HML dapat mengintegrasikan logistik multimoda dan intermoda yang sudah ada.
Ilustrasi proses shipping. Sumber:Freepik
Ilustrasi proses shipping. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Logistik Maritim Hinterland (HML) memungkinkan terjadinya logistik multimoda dan intermoda dari pelabuhan menuju kota-kota pedalaman. Logistik ini mencakup sistem transportasi hinterland (wilayah jauh dari pesisir) yang menghubungkan transportasi laut seperti kapal kargo dan transportasi darat seperti kereta dan mobil boks.

HML menitikberatkan dan melibatkan integrasi berbagai moda transportasi, seperti kereta api, jalan raya, dan sungai, untuk mengangkut barang antara pelabuhan dan kawasan pedalaman.Indonesia, sebagai negara maritim, punya masalah dalam konektivitas hinterland meski mayoritas rancangannya masih mengandalkan transportasi udara.

Beberapa pendapat, seperti artikel Kementerian Perhubungan ini menilai bahwa Indonesia masih perlu banyak mengembangkan jaringan jalan tol dan relnya di luar pulau Jawa.Oleh karena itu, adanya HML bagi negara maritim seperti Indonesia menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi industri shipping.

Berikut adalah beberapa kelebihan HML, seperti dikutip dari Logistik Maritim karya Dong-wook Song dan Photis M. Panayides:

  • Pertama, HML dapat mengurangi kemacetan di pelabuhan, terutama di pelabuhan-pelabuhan besar yang seringkali mengalami overload. Dengan memindahkan sebagian arus barang ke hinterland, pelabuhan dapat beroperasi lebih efisien dan mengurangi waktu tunggu kapal.
  • Kedua, HML dapat membantu mengurangi biaya logistik secara keseluruhan. Dengan memanfaatkan jaringan transportasi yang lebih luas, perusahaan perkapalan dapat memilih rute yang lebih optimal dan mengurangi biaya transportasi.
  • Ketiga, HML dapat meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia. Dengan mengurangi biaya logistik, produk-produk Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekspor dan meningkatkan pendapatan devisa negara.

Namun, implementasi HML juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya infrastruktur yang memadai di kawasan hinterland. Untuk mendukung pengembangan HML, perlu dilakukan investasi besar dalam pembangunan infrastruktur jalan, kereta api, dan fasilitas pelabuhan di hinterland.

Selain itu, koordinasi yang baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam HML, seperti pemerintah, pelaku usaha, dan operator transportasi, juga sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, HML dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri perkapalan Indonesia. Pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama untuk mendorong pengembangan HML dan memastikan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh pihak yang terlibat.

× Image