Penambahan Fungsi Kapal untuk Pulau Kecil, Solusi Efisiensi Logistik di Kepulauan Kangean
ShippingCargo.co.id, Jakarta— Sistem logistik di Indonesia, terutama di wilayah pulau-pulau kecil, terus menghadapi tantangan besar. Produksi, ketersediaan, dan harga kebutuhan pokok menjadi masalah krusial, terutama di daerah terpencil seperti Kepulauan Kangean. Studi terbaru dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, menunjukkan bahwa pemanfaatan kapal tipe Lighter Aboard Ship (LASH) dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi distribusi logistik di wilayah-wilayah ini.
Kapal tipe LASH dirancang untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur pelabuhan di daerah terpencil. Dengan kemampuan mengangkut tongkang-tongkang kecil yang dapat berfungsi sebagai gudang terapung, kapal ini memungkinkan proses bongkar muat lebih cepat tanpa perlu bergantung pada fasilitas pelabuhan yang memadai. Hal ini menjadi solusi penting untuk daerah seperti Kepulauan Kangean yang memiliki kondisi pelabuhan terbatas dan sulit dijangkau oleh kapal besar.
Menurut penelitian Studi Penambahan Fungsi Kapal yang dipimpin oleh Rodlitul Awwalin dan Setyo Nugroho, penggunaan kapal LASH pada rute Situbondo-Sumenep-Sapudi-Arjasa-Kangayan-Sapeken dapat menekan biaya logistik hingga Rp. 625.912 per ton muatan. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, menjadikan kapal LASH sebagai opsi paling efisien untuk meningkatkan distribusi barang di wilayah kepulauan.
Baca Juga: Optimalisasi Fuel Coefficient dalam Industri Pelayaran: Solusi Efisiensi Bahan Bakar
Keberadaan kapal LASH diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Efisiensi waktu dan biaya yang ditawarkan oleh kapal ini akan mempercepat distribusi kebutuhan pokok, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari wilayah lain, dan membantu menjaga kestabilan harga di pasaran. Selain itu, tongkang yang berfungsi sebagai gudang terapung memungkinkan penyimpanan sementara barang-barang di dekat pelabuhan, sehingga memudahkan pengelolaan barang di daerah yang belum memiliki fasilitas penyimpanan modern.
Meski memiliki banyak keunggulan, implementasi kapal LASH tidak terlepas dari tantangan. Kondisi geografis dan kedalaman perairan di beberapa wilayah dapat menjadi kendala dalam pengoperasian kapal ini. Namun, pemerintah dan sektor terkait tetap optimis bahwa dengan perencanaan dan dukungan infrastruktur yang tepat, kapal LASH dapat dioperasikan secara maksimal untuk mendukung pembangunan di pulau-pulau kecil.