Pentingnya Mata dan Telinga dalam Navigasi Kapal
ShippingCargo.co.id, Jakarta—Di atas geladak kapal, seorang pelaut berdiri tegak, matanya menyapu horizon yang tak berujung. Dengan tenang, ia mengamati setiap detail yang tertangkap pandangannya: gelombang yang bergulung, burung camar yang melintas, dan warna langit yang berubah seiring berjalannya waktu. Bagi pelaut, laut bukanlah sekadar hamparan air biru yang luas, tetapi sebuah buku raksasa yang penuh dengan cerita dan misteri. Setiap objek yang terlihat di permukaan laut adalah sebuah petunjuk, sebuah kode yang harus dipecahkan.
Mengutip Instagram resmi Humpuss Maritim Internasional,mata telah menjadi alat navigasi utama bagi pelaut. Mereka belajar mengenali tanda-tanda alam seperti awan, bintang, dan arus laut.
Dengan mengamati posisi matahari dan bintang, pelaut dapat menentukan arah dan posisi kapal. Selain itu, mereka juga memperhatikan pola gelombang, warna air, dan keberadaan burung laut untuk mendapatkan informasi tentang kedalaman laut, arus bawah, dan adanya daratan, hal yang penting untuk proses shipping di kala piranti bermasalah.
Teknologi modern telah melengkapi kemampuan pengamatan visual pelaut, di mana radar, sonar, dan GPS memberikan informasi yang lebih akurat tentang posisi kapal, kedalaman laut, dan objek-objek di sekitar. Namun, mata tetap menjadi alat yang tak tergantikan. Pelaut masih menggunakan teropong dan binoculars untuk melihat objek yang jauh, seperti kapal lain atau daratan.
Bagi pelaut, setiap objek di laut memiliki cerita yang dapat dibaca. Burung laut tertentu dapat mengindikasikan keberadaan daratan atau sumber makanan. Pola gelombang dapat memberikan informasi tentang kedalaman laut dan adanya arus bawah. Perubahan warna air dapat menandakan adanya endapan pasir, lumpur, atau bahkan keberadaan karang. Pelaut harus menggabungkan informasi dari berbagai sumber untuk membuat keputusan navigasi yang tepat.