Home > Kebijakan

Permendag Nomor 8 Tahun 2024: Implikasi Kebijakan dan Pengaturan Impor Lewat Jalur Laut

Menteri Perdagangan memandang perlu adanya perubahan untuk memastikan kelancaran proses impor barang, seiring dengan perkembangan kebutuhan ekonomi nasional dan tantangan global.
Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Impor barang lewat laut diatur lewat Permendag No. 8/2024  Sumber:Republika/Putra M. Akbar
Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Impor barang lewat laut diatur lewat Permendag No. 8/2024 Sumber:Republika/Putra M. Akbar

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 membawa perubahan signifikan terhadap kebijakan dan pengaturan impor di Indonesia, terutama yang dilakukan melalui jalur laut. Peraturan ini merupakan revisi ketiga dari Permendag Nomor 36 Tahun 2023, yang sebelumnya telah diubah beberapa kali, dengan tujuan memperbaiki dan memperjelas aturan-aturan terkait proses impor. Fokus utama perubahan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam kegiatan impor, sekaligus memberikan perlindungan terhadap industri dalam negeri.

Permendag Nomor 8 Tahun 2024 dikeluarkan pada 22 Mei 2024 sebagai respon atas kebutuhan untuk memperbaiki aturan impor yang ada, terutama setelah evaluasi atas implementasi peraturan sebelumnya, yaitu Permendag no.36/2023. Menteri Perdagangan memandang perlu adanya perubahan untuk memastikan kelancaran proses impor barang, seiring dengan perkembangan kebutuhan ekonomi nasional dan tantangan global.

Salah satu perubahan penting dalam peraturan ini adalah penyederhanaan prosedur impor untuk jenis barang tertentu, terutama yang sering masuk melalui jalur laut. Peraturan ini juga menetapkan pengecualian bagi beberapa jenis barang yang sebelumnya dikenai ketentuan ketat, seperti barang kiriman pribadi dan barang pindahan warga negara Indonesia maupun asing. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses masuknya barang-barang tersebut ke wilayah Indonesia, mengurangi biaya logistik, dan mendorong kelancaran arus barang.

Bagi pelaku industri logistik dan pelayaran, perubahan ini bisa menjadi angin segar. Penyederhanaan prosedur dan pengurangan pembatasan impor dapat mengurangi waktu tunggu di pelabuhan dan menekan biaya operasional. Dengan demikian, diharapkan akan ada peningkatan efisiensi dan daya saing dalam sektor logistik, yang pada akhirnya bisa menurunkan harga barang di pasar domestik.

Namun, di sisi lain, liberalisasi impor melalui jalur laut juga membawa tantangan tersendiri, terutama bagi industri dalam negeri. Peningkatan arus barang impor yang lebih mudah dan cepat bisa berpotensi menekan produsen lokal yang harus bersaing dengan produk luar negeri yang masuk dengan harga lebih kompetitif. Hal ini bisa mengancam kelangsungan beberapa sektor industri domestik, terutama yang masih bergantung pada proteksi pasar.

Permendag Nomor 8 Tahun 2024 hadir dengan semangat untuk menyeimbangkan antara kebutuhan akan kelancaran arus barang impor dan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Meski membawa banyak manfaat bagi sektor logistik, implementasinya perlu diawasi secara ketat untuk memastikan tidak ada distorsi pasar yang merugikan pelaku usaha lokal. Kedepannya, diharapkan regulasi ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan iklim perdagangan yang sehat dan kompetitif, baik bagi pelaku usaha dalam negeri maupun asing.

Dengan segala dampaknya, peraturan ini akan menjadi sorotan penting dalam perkembangan industri logistik dan impor di Indonesia, terutama di tahun-tahun mendatang.

× Image