Home > Kebijakan

Emisi Gas Rumah Kaca Pelabuhan Global Terus Naik, Efisiensi Operasional Jadi Sorotan

Penerapan shore power dipandang sebagai solusi strategis demi tekan emisi pelabuhan global.
Emisi pelabuhan global jadi sorotan dewasa ini. Sumber: Unsplash/ Rosy Ko
Emisi pelabuhan global jadi sorotan dewasa ini. Sumber: Unsplash/ Rosy Ko

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Emisi gas rumah kaca (GRK) dari pelabuhan-pelabuhan utama dunia masih menunjukkan tren kenaikan, meskipun berbagai inovasi teknologi dan investasi berkelanjutan telah dilakukan. Temuan ini dirilis oleh VesselBot, perusahaan pelacak emisi Scope 3, dalam studi terbarunya.

Menurut laporan tersebut, pelabuhan Shanghai mencatat emisi tertinggi mencapai 140.000 ton, mengungguli Singapura meskipun melayani jumlah kapal yang lebih sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kunjungan kapal tidak selalu berkorelasi langsung dengan tingkat emisi yang dihasilkan.

“Laporan ini menunjukkan bahwa hubungan antara aktivitas pelabuhan dan emisi sangat kompleks,” ungkap Constantine Komodromos, CEO VesselBot. “Kinerja dan efisiensi operasional menjadi faktor penting dalam mengurangi emisi, bukan semata jumlah kapal.”

Faktor-faktor seperti bentuk pelabuhan, ketersediaan terminal, waktu sandar kapal, serta pemanfaatan mesin saat kapal menganggur disebut sangat berpengaruh terhadap tingkat emisi. Di AS, pelabuhan mengalami kemacetan parah terutama pada Januari dan Februari 2025, dipicu oleh lonjakan pengiriman sebelum pemberlakuan tarif baru. Hal ini turut memperparah polusi udara di sekitar kawasan pelabuhan, per Splash247.

Sebuah studi dari Hong Kong University of Science and Technology mengungkap bahwa praktik pelayaran cepat kemudian menunggu di area labuh (anchorage) menyebabkan ribuan kematian dini akibat polusi. Penghapusan praktik ini sepenuhnya dapat mencegah lebih dari 10.000 kematian dini setiap tahun secara global.

Sementara itu, studi lain dari International Council on Clean Transportation (ICCT) mendesak penerapan shore power di pelabuhan AS. Tanpa teknologi ini, kapal yang bersandar diperkirakan menghasilkan lebih dari 1,4 juta ton CO dan 27.000 ton polutan udara pada 2019. Sebanyak 43 pelabuhan berisiko tinggi tumpang tindih dengan kawasan berpenghasilan rendah dan tidak memenuhi standar kualitas udara EPA.

× Image