Home > Kebijakan

IKK Turun, Perang Tarif AS Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Konsumen

Pergeseran dolar ke yuan dan yen buat Indonesia perlu lebih adaptif.
Indeks Keyakinan Konsumen terpengaruh perang dagang AS- Tiongkok. Sumber:Freepik
Indeks Keyakinan Konsumen terpengaruh perang dagang AS- Tiongkok. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia tercatat turun tiga bulan berturut-turut dan menyentuh angka 121,1 pada Maret 2025—terendah sejak Oktober 2024. Penurunan ini, menurut pengamat ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, tak bisa dilepaskan dari dampak kebijakan tarif tinggi Presiden AS Donald Trump yang memicu gejolak global.

“Sentimen konsumen Indonesia sedang tertekan, bukan hanya karena faktor domestik, tapi juga karena dampak langsung dari perang dagang yang dipicu AS,” kata Syafruddin, Selasa (15/4/2025), per Republika.

Ia menjelaskan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar akibat ketidakpastian global menyebabkan naiknya harga barang impor, termasuk kebutuhan pokok dan bahan baku industri. Bersamaan dengan stagnasi upah dan gelombang PHK di sektor padat karya sejak 2024 yang telah menyentuh lebih dari 90.000 pekerja, daya beli rumah tangga pun terganggu.

Syafruddin mengingatkan bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Penurunan kepercayaan konsumen, menurutnya, bisa memicu peningkatan perilaku precautionary saving—kecenderungan menahan belanja demi berjaga-jaga—yang akan makin menekan sektor ritel dan jasa.

Dalam konteks global, shifting poros ekonomi dari dolar ke mata uang lain seperti yuan dan yen menunjukkan Indonesia perlu lebih adaptif. Apalagi, krisis kepercayaan global juga berdampak pada psikologi konsumen lokal.

Meski Bank Indonesia menyatakan IKK masih dalam zona optimis, Syafruddin menilai pemerintah tak cukup hanya mengandalkan narasi stabilitas. Ia mendorong kebijakan konkret seperti subsidi pangan yang tepat sasaran, insentif bagi industri padat karya, dan perluasan jaring pengaman sosial untuk mencegah tekanan berlanjut ke masyarakat.

"Penurunan IKK bukan sekadar angka. Ini cermin ketakutan dan ketidakpastian publik. Pemerintah harus menjawab dengan kebijakan nyata," pungkasnya.

× Image