CORE: Pemerintah Perlu Siapkan Mitigasi Misal Gagal Nego Tarif AS

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi skenario terburuk jika negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS) tidak membuahkan hasil. Menurut Faisal, dalam situasi geopolitik yang memanas dan pendekatan unilateral dari AS, peluang untuk gagal dalam negosiasi sangat nyata.
“Perlu juga mengantisipasi worst case scenario. Worst case scenario itu adalah ketika Amerika Serikat tidak mau terima negosiasinya,” ujar Faisal, seperti dilansir Republika pada Senin (14/4/2025).
Pernyataan ini memiliki dampak besar pada sektor logistik dan maritim Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang bergantung pada ekspor lewat laut, keputusan tarif AS akan langsung memengaruhi volume pengapalan, arus barang di pelabuhan, dan utilisasi kapal kontainer.
Apabila ekspor produk seperti tekstil, alas kaki, karet, furnitur, serta produk kelautan (udang, kepiting, ikan olahan) terkena tarif tinggi, maka perusahaan pelayaran, pelabuhan, dan kawasan logistik akan merasakan tekanan besar dari sisi volume dan pendapatan.
Faisal menyarankan pemerintah segera membuka akses ke pasar alternatif agar tidak terlalu bergantung pada AS yang hanya menyumbang 10 persen ekspor Indonesia. Selain itu, negosiasi harus difokuskan pada sektor yang memiliki paparan tinggi terhadap pasar AS.
Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto akan bertolak ke Washington DC pada 16–23 April 2025. Tim ini dijadwalkan bertemu dengan United States Trade Representative (USTR), Menteri Keuangan, dan Menteri Perdagangan AS.Keputusan-keputusan yang diambil dari negosiasi ini akan menentukan arah ekspor nasional, stabilitas sektor pelayaran, dan daya saing logistik Indonesia ke depan.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.