"Trade Reset" Trump dan Pengaruhnya ke Indonesia
ShippingCargo.co.id, Jakarta– Kebijakan “Trade Reset” yang akan diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump meski tidak langsung melibatkan tarif besar, telah meninggalkan jejak signifikan pada rantai pasok global, termasuk pada sektor maritim dan pelayaran Indonesia. Melihat ke belakang, perubahan ini memberikan pelajaran penting bagi Indonesia dalam menghadapi dinamika perdagangan internasional.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk merombak perjanjian perdagangan global dan menarik manufaktur kembali ke Amerika Serikat. Meskipun tidak langsung menerapkan tarif besar pada awalnya, ketidakpastian yang dihasilkan oleh kebijakan ini mengganggu arus perdagangan dunia.
Menurut laporan gCaptain, banyak perusahaan multinasional mulai menyesuaikan strategi mereka, termasuk memindahkan jalur produksi dan distribusi. Ini memberikan dampak domino bagi pelabuhan-pelabuhan utama dunia, termasuk pelabuhan di Asia Tenggara seperti Tanjung Priok.
Sebagai negara yang sangat bergantung pada perdagangan global, Indonesia turut terkena dampaknya. Rantai pasok yang bergeser akibat kebijakan AS membuat beberapa rute pelayaran Indonesia mengalami penurunan volume kargo. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga membuka peluang baru untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan negara-negara Asia dan Eropa.
Kebijakan Trump juga memaksa pelaku industri maritim Indonesia untuk lebih adaptif. Salah satunya adalah dengan diversifikasi mitra dagang dan pengembangan pelabuhan untuk menarik lebih banyak investasi asing.
Kebijakan ini mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi perubahan kebijakan global. Namun, ada tantangan besar, seperti keterbatasan infrastruktur dan birokrasi yang lambat, yang perlu diatasi agar Indonesia dapat bersaing di pasar global.