Strategi Tiongkok Hadapi Perang Dagang: Tenang, Tanpa Panik

Shippingcargo.co.id,Jakarta— Di tengah tekanan perang dagang dengan Amerika Serikat, Tiongkok memilih jalur tenang dan penuh perhitungan. Alih-alih meluncurkan stimulus tambahan secara tergesa-gesa, Beijing menahan diri—menjaga stabilitas fiskal dan psikologi pasar. Keputusan ini ditegaskan dalam pertemuan Politbiro akhir April 2025, yang fokus pada dukungan bagi pelaku usaha dan pekerja tanpa membuka ruang defisit baru.
Menurut analis Larry Hu dari Macquarie, pendekatan ini memungkinkan Tiongkok mempertahankan fleksibilitas. Sebuah stimulus besar yang diumumkan tergesa bisa melemahkan posisi negosiasi Tiongkok, apalagi di tengah kebijakan tarif tinggi AS di bawah Presiden Trump.
Meski keputusan ini sempat mengecewakan pasar—terlihat dari anjloknya saham sektor properti hingga tiga persen—stimulus 2025 tetap dijalankan. Belanja pemerintah naik 4,2 persen, dan penerbitan obligasi daerah melonjak hampir 60 persen di kuartal pertama. Di sisi moneter, Bank Sentral Tiongkok juga memperkuat pembiayaan, dengan pertumbuhan kredit mencapai 8,4 persen pada Maret 2025, tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Analis Dan Wang dari Eurasia Group menyebut strategi ini sebagai “perang stamina”—mengandalkan ketahanan jangka panjang dibanding respons cepat. Tiongkok tetap membuka opsi stimulus tambahan, seperti pelonggaran moneter, jika tekanan meningkat.
Dengan tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan, Tiongkok berupaya menunjukkan citra negara yang stabil, matang, dan siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan arah. Strategi ini juga mengandalkan dinamika politik dalam negeri AS, berharap tekanan domestik di Washington mendorong de-eskalasi tarif tanpa konfrontasi terbuka.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.