Home > News

Indonesia Promosikan Selat Lombok sebagai PSSA di Sidang IMO Council ke-132

Sebagai negara di jalur utama pelayaran internasional, Indonesia perlu memperhatikan dan melindungi kepentingan pelaut dan peran pelayaran dalam perekonomian dunia.
Delegasi Indonesia negosiasikan Perairan Lombok jadi PSSA. Sumber:situs resmi Ditjen Hubla
Delegasi Indonesia negosiasikan Perairan Lombok jadi PSSA. Sumber:situs resmi Ditjen Hubla

ShippingCargo.co.id, Jakarta–Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus memperkuat program maritim dengan digitalisasi dan teknologi terbaru. Dirjen Hubla, Capt. Antoni Arif Priadi menjelaskan pengembangan INDOSREP untuk keselamatan pelayaran dan implementasi sistem Inaportnet di seluruh pelabuhan Indonesia.

Antoni, selaku pimpinan delegasi Indonesia di sidang IMO Council ke-132, bertemu Sekretaris Jenderal IMO, Arsenio Dominguez pada hari kedua sidang IMO Council pada Selasa, 9 Juli 2024. Pertemuan ini bertujuan untuk penyerahan Instrumen Aksesi Amandemen Konvensi IMO 2021.

Antoni juga mengumumkan peluncuran E-Signed Certificate yang memudahkan pelaut di Indonesia. Selain itu, Indonesia mempromosikan Selat Lombok sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) untuk meningkatkan perlindungan lingkungan maritim.

Pada hari kedua Sidang IMO Council ke-132, Delegasi Indonesia bertemu dengan Sekretaris Jenderal IMO, Arsenio Dominguez. Pertemuan tersebut digunakan untuk menyerahkan Instrumen Aksesi Amandemen Konvensi IMO 2021.

Indonesia telah meratifikasi Amandemen Konvensi IMO 2021 melalui Perpres No.25 Tahun 2024. "Penyerahan instrumen aksesi ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap reformasi Council, yakni mewujudkan Dewan IMO yang lebih transparan, terwakili dan akuntabel," kata Antoni.

Reformasi Dewan IMO, menurut Antoni, penting untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam melindungi kepentingan negara anggota. Sebagai negara di jalur utama pelayaran internasional, Indonesia perlu memperhatikan dan melindungi kepentingan pelaut dan peran pelayaran dalam perekonomian dunia.

Indonesia akan melanjutkan proses reformasi Dewan IMO secara transparan, inklusif, dan inovatif. "Kami berkomitmen untuk mewujudkan Dewan IMO yang lebih efektif dan representatif," tutup Antoni.

× Image