Australia dan Singapura Dukung Delapan Proyek Bahan Bakar Hijau Maritim

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Australia dan Singapura baru-baru ini telah memilih delapan proyek untuk didanai dalam inisiatif senilai A$20 juta (sekitar Rp203 miliar) guna mengurangi emisi di sektor maritim.Inisiatif ini merupakan bagian dari Australia-Singapore Initiative on Low Emissions Technologies (ASLET) yang mendukung Green and Digital Shipping Corridor (GDSC) antara kedua negara.
Program ini bertujuan untuk mempercepat dekarbonisasi dan digitalisasi rute pelayaran antara Australia dan Singapura. Nantinya, proyek-proyek terpilih berfokus pada inovasi dalam pasokan, transportasi, penyimpanan, serta penggunaan hidrogen, amonia, dan metanol dalam sektor maritim.
Berikut adalah proyek yang mendapatkan pendanaan, seperti dilansir MarineLink:
Daftar Proyek yang Didanai
???? Program Pelatihan Keamanan Amonia – University of Tasmania: Pengembangan program pelatihan keselamatan bagi pekerja pelabuhan dan maritim dalam penggunaan amonia sebagai bahan bakar.
???? Studi Rantai Pasok Metanol Hijau – Hyfuel Solar Refinery: Studi kelayakan untuk mendukung penggunaan e-metanol pada kapal jarak pendek, dengan analisis infrastruktur, regulasi, serta kesiapan teknis dan komersial.
???? Produksi Hidrogen dari Carrier Cair – OneH2 Australia: Pengembangan sistem modular untuk separasi, pemurnian, dan kompresi hidrogen berbasis hidrokarbon cair guna mendukung operasi pelabuhan dan kapal.
???? Proyek Kapal Ferry Listrik – Aus Ships: Demonstrasi kapal ferry listrik dengan kapasitas 50-100 penumpang, untuk menguji manfaat dan kelayakan operasionalnya.
???? Alat Analisis Digital untuk Bahan Bakar Nol Emisi – RightShip: Pengembangan platform berbasis cloud untuk menganalisis adopsi dan keamanan bahan bakar rendah emisi di jalur pelayaran Australia-Singapura.
???? Sistem AI untuk Manajemen Keamanan Amonia dan Hidrogen – National University of Singapore :Penerapan serat optik pintar guna mendeteksi kebocoran bahan bakar melalui sensor suhu, tekanan, dan akustik secara real-time, dengan dukungan algoritma AI untuk analisis data.
???? Sistem Deteksi Kebocoran Bahan Bakar Rendah Emisi – National University of Singapore: Pengembangan detektor kebocoran bahan bakar berkepekaan tinggi untuk mendeteksi dan mengirim peringatan secara cepat, guna mencegah risiko lingkungan dan keselamatan.
???? Akselerasi Adopsi Sel Bahan Bakar Hidrogen – ABS Singapore: Studi tentang produksi hidrogen hijau dari air laut untuk digunakan sebagai sumber energi pada kapal, mendukung transisi energi di sektor maritim.
Pentingnya Inisiatif Ini bagi Indonesia
Sebagai negara maritim terbesar di Asia Tenggara, Indonesia perlu mempersiapkan diri menghadapi transisi energi di sektor pelayaran. Kerjasama dengan Australia dan Singapura dapat dijajaki lewat inisiatif ini.
Penggunaan hidrogen, amonia, dan metanol hijau dapat menjadi solusi untuk menekan emisi di pelabuhan dan kapal. Selain itu, inovasi seperti kapal listrik dan sistem keamanan berbasis AI berpotensi meningkatkan efisiensi dan keselamatan di industri maritim nasional.
Pemerintah dan pemangku kepentingan maritim Indonesia dapat menjadikan ASLET sebagai referensi dalam mendukung pengembangan teknologi hijau guna mempercepat dekarbonisasi sektor pelayaran dan meningkatkan daya saing maritim Indonesia di tingkat global.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.