Aliansi Baru Berpotensi Mengubah Persaingan di Industri Pengiriman Kontainer

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Sejak Februari 2025, aliansi baru dalam industri pelayaran kontainer mulai beroperasi. Hasil awal aliansi tersebut menunjukkan potensi besar untuk merombak persaingan di antara perusahaan pelayaran.
Berdasarkan data Sea-Intelligence, sektor ini masih berjuang meningkatkan keandalan jadwal setelah gangguan besar akibat pandemi COVID-19. Namun, seperti dilansir oleh Maritime Executive, keberadaan strategi baru dari beberapa aliansi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi operasional.
Berikut adalah paparan aliansi pelayaran terbaru di 2025:
???? Performa Awal Aliansi Baru:
- Gemini Cooperation (Maersk & Hapag-Lloyd) berhasil mencatat 94% keandalan jadwal di pelabuhan asalnya pada Februari 2025.
- MSC berada di posisi kedua dengan 79.6%, disusul oleh Premier Alliance dengan 60.4%.
- Ocean Alliance mencatat 54.1%, sementara aliansi lama seperti THE Alliance dan 2M berada di bawah 50%.
???? Pendekatan Baru Gemini Cooperation:
- Mengurangi jumlah pelabuhan untuk kapal besar.
- Mengandalkan rute feeder yang lebih efisien untuk mencapai tingkat keandalan 90% atau lebih.
- Menargetkan pelanggan yang bersedia membayar lebih demi kepastian jadwal pengiriman.
???? Keandalan Jadwal Masih Jadi Tantangan:
- Rata-rata industri hanya mencapai 53% keandalan pada awal 2025, turun 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
- Meskipun ada peningkatan global sebesar 3.6% di Februari 2025, angka keandalan tetap rendah di 54.9%.
Sebagai negara dengan ketergantungan tinggi pada perdagangan maritim, perubahan dalam struktur aliansi pelayaran dapat berdampak besar bagi Indonesia. Pelabuhan utama seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak perlu menyesuaikan jadwal dan efisiensi operasional untuk beradaptasi dengan layanan aliansi baru.
Peningkatan keandalan jadwal dari aliansi seperti Gemini dapat menguntungkan eksportir dan importir Indonesia dengan mengurangi ketidakpastian pengiriman. Namun, perubahan strategi seperti pengurangan pelabuhan utama dalam rute kapal besar bisa membuat beberapa pelabuhan Indonesia kehilangan arus kargo langsung, memaksa lebih banyak pengiriman melalui jalur feeder yang bisa meningkatkan biaya logistik.
Meskipun aliansi baru masih dalam tahap awal, perombakan ini berpotensi mengubah dinamika persaingan pelayaran global. Keandalan jadwal akan menjadi faktor kunci dalam menarik pelanggan di tengah prediksi penurunan pasar pelayaran tahun 2025. Oleh sebab itu, Indonesia harus siap beradaptasi dengan perubahan ini untuk tetap kompetitif dalam rantai pasok global.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.