Home > Logistik

Apa Dampak Reformasi Pengiriman Kontainer pada Logistik Maritim?

Reformasi ini tidak hanya pengaruhi sektor bisnis, tetapi juga mengundang pertanyaan besar bagi masyarakat yang harus siap hadapi dampak reformasi logistik.
Ilustrasi petikemas. IMSBC jadi regulasi yang atur kargo curah, termasuk petikemas curah. Sumber:Freepik
Ilustrasi petikemas. IMSBC jadi regulasi yang atur kargo curah, termasuk petikemas curah. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Industri pengiriman kontainer global sedang mengalami perubahan besar. Reformasi yang sedang berlangsung, yang dipicu oleh tekanan pada rantai pasokan, ketegangan perdagangan internasional, dan perubahan kebijakan lingkungan, memaksa perusahaan pengiriman untuk beradaptasi dengan cepat. Para pemimpin industri seperti Maersk dan CMA CGM mengambil langkah signifikan dalam mengubah cara mereka mengelola armada dan jalur distribusi. Perubahan ini tak hanya memengaruhi perusahaan besar, tetapi juga seluruh ekosistem maritim, mulai dari pelabuhan hingga konsumen akhir.

Reformasi ini sangat relevan mengingat dampaknya pada biaya dan waktu pengiriman yang dirasakan oleh konsumen di seluruh dunia. Dengan lonjakan harga kontainer dan tantangan dalam mengatur kapasitas pengiriman, industri pengiriman mengubah cara mereka beroperasi. "Kami harus menemukan solusi untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan keberlanjutan," ujar Lars Jensen, seorang analis industri pengiriman, seperti dilansir oleh SeaTrade Maritime pada Jumat (10/1/2025). Reformasi ini akan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan konsumen, dari harga barang hingga waktu pengiriman yang lebih lama.

Baca Juga: IMSBC Code, Regulasi Kargo Curah Pelayaran

Emosi yang timbul dari perubahan ini bisa dilihat dalam cerita para pekerja pelabuhan dan pengusaha kecil yang terdampak. Banyak dari mereka yang merasa terjebak antara tuntutan untuk menjaga biaya rendah dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan kebijakan baru yang lebih ketat.

Tindakan yang diambil oleh perusahaan pengiriman sangat penting untuk menjaga kelancaran operasi. Untuk itu, sektor ini meningkatkan penggunaan teknologi untuk merampingkan proses, mengintegrasikan sistem pelacakan canggih, dan mengoptimalkan pengelolaan armada. Maersk, sebagai pemimpin pasar, telah mengumumkan inisiatif untuk mengurangi emisi karbon melalui penggunaan kapal bertenaga rendah dan investasi dalam logistik berkelanjutan. Tindakan ini diharapkan dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi pengiriman, tetapi juga bagi lingkungan global.

Kondisi ini sangat mendesak mengingat ketidakpastian yang masih terjadi akibat krisis rantai pasokan dan peningkatan biaya operasional. Pengiriman barang yang terlambat atau terhambat akan semakin memengaruhi inflasi dan perekonomian global.

"Industri pengiriman kini harus lebih lincah dan siap menghadapi perubahan mendatang," tambah Jensen, yang menekankan pentingnya strategi jangka panjang.

× Image