Industri Pengiriman Kontainer Berupaya Dekarbonisasi di Tengah Tekanan Global
ShippingCargo.co.id, Jakarta—Industri pengiriman kontainer, sebagai salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca global, kini berada di bawah tekanan untuk segera mengurangi penggunaan karbon pada operasionalnya. Pemain besar seperti Maersk, CMA CGM, dan COSCO telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi baru dan bahan bakar alternatif untuk memenuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat serta permintaan pelanggan yang mengutamakan keberlanjutan.
Kendati begitu, pemilihan bahan bakar hijau terbaik menjadi tantangan utama. Saat ini, opsi seperti LNG, metanol hijau, hidrogen, dan amonia sedang dieksplorasi, tetapi belum ada konsensus yang jelas mengenai solusi utama.
Untuk mengatasi hal ini, banyak perusahaan mulai memesan kapal dual-fuel yang dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar, termasuk bahan bakar fosil tradisional. Strategi ini memberikan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan regulasi dan ketersediaan bahan bakar.
LNG (gas alam cair), seperti dilansir gCaptain, menjadi bahan bakar alternatif yang paling banyak diadopsi karena infrastruktur pendukungnya sudah tersedia dan emisinya lebih rendah dibandingkan bahan bakar tradisional. Namun, LNG masih menuai kritik akibat potensi kebocoran metana dan keraguan tentang keberlanjutannya dalam jangka panjang. Sementara itu, metanol hijau, hidrogen, dan amonia dianggap sebagai solusi jangka panjang yang menjanjikan, meskipun pengembangan infrastruktur produksi dan distribusinya masih dalam tahap awal.
Industri ini juga menyerukan dukungan pemerintah yang lebih kuat, termasuk regulasi yang jelas, insentif, dan investasi dalam infrastruktur bahan bakar hijau. Kolaborasi antarperusahaan juga menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini. Dengan berbagi pengetahuan dan sumber daya, perusahaan-perusahaan berharap dapat mempercepat implementasi solusi berkelanjutan.