Home > Kebijakan

IBC Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi Dagang dan Akses Pasar Baru Imbas Tarif AS

Tarif dagang makin mahal dari AS, UMKM jadi korban.

Kebijakan tarif impor Amerika Serikat sebesar 32 persen terhadap produk ekspor Indonesia dinilai berpotensi menekan daya saing industri nasional, termasuk sektor logistik dan pelayaran internasional. Menanggapi hal ini, **Indonesia Business Council (IBC)** mendorong pemerintah untuk melakukan langkah mitigasi strategis, mulai dari **renegosiasi tarif hingga perluasan perjanjian dagang baru**.

CEO IBC **Sofyan Djalil** menjelaskan pada Republika bahwa pasar AS mencatatkan nilai ekspor Indonesia sebesar **38,7 miliar dolar AS** pada 2024, menjadikannya pasar penting yang tidak bisa diabaikan. Tarif tinggi ini bisa berdampak pada efisiensi distribusi dan beban biaya logistik ekspor nasional, termasuk bagi pelaku UMKM yang terhubung dalam rantai pasok industri maritim.

IBC memberikan empat rekomendasi utama:

1. **Menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung sektor terdampak**, termasuk logistik dan pelayaran, melalui kebijakan fiskal yang kondusif serta reformasi kemudahan berbisnis.
2. **Melakukan renegosiasi dengan AS** guna meninjau ulang kerangka kerja sama dagang agar tarif menjadi lebih proporsional dan berimbang.
3. **Menggencarkan diplomasi dagang multilateral**, khususnya bersama negara-negara ASEAN, untuk mendorong sistem perdagangan internasional yang lebih adil dan setara.
4. **Memperluas perjanjian kerja sama bilateral dan multilateral**, serta mempercepat finalisasi berbagai perundingan FTA yang tengah berjalan, demi membuka akses ke pasar ekspor nontradisional.

Ketua Dewan Pengawas IBC, **Arsjad Rasjid**, menambahkan bahwa tekanan tarif ini adalah momen untuk **memperkuat posisi Indonesia** dalam rantai pasok global, mempercepat transformasi industri bernilai tambah, dan mendorong **inovasi logistik nasional** agar lebih kompetitif secara global.

Tarif dagang makin mahal dari AS, Indonesia butuh solusi cepat. Sumber:Freepik
Tarif dagang makin mahal dari AS, Indonesia butuh solusi cepat. Sumber:Freepik
× Image