Home > News

Ancaman Pembajakan di Selat Singapura Kian Meningkat

Peristiwa kali ini terjadi di Perairan Indonesia
Ilustrasi Bajak Laut. Sumber:Freepik
Ilustrasi Bajak Laut. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Insiden pembajakan di Selat Singapura kembali mencuat setelah dua perompak bersenjata terlihat di ruang mesin kapal pengangkut barang berbendera Saint Kitts dan Nevis pada Sabtu (25/01/2025). Peristiwa ini terjadi di perairan Indonesia, sekitar lima mil laut (9 km) barat laut Pulau Kapalajernih, di jalur Philip Channel yang kini semakin berbahaya.

Menurut laporan dari Ambrey Analytics, perompak terlihat membawa senjata yang menyerupai pistol. Meski demikian, tidak ada laporan cedera maupun barang yang dicuri dari kapal. Kapal tersebut tetap melanjutkan pelayarannya menuju Singapura dengan kecepatan 6,5 knot.

Insiden ini menjadi yang kedua dalam kurun waktu 24 jam di jalur sempit sepanjang 1,96 mil laut di Philip Channel. Pekan lalu, dua insiden serupa juga dilaporkan. Pada 21 Januari, sebuah kapal berbendera Singapura diserang oleh enam perompak bersenjata tajam dan benda mirip pistol saat melintasi perairan Indonesia, 10 mil laut di selatan Tuas South, Singapura.

Tidak ada kru yang terluka, namun tidak jelas barang apa saja yang diambil oleh para pelaku. Insiden lain terjadi 73 jam sebelumnya, ketika perompak dengan deskripsi serupa menaiki kapal berbendera Kepulauan Marshall di dekat Pulau Belakang Padang, Indonesia.

Laporan Ambrey juga mengungkap bahwa serangan pembajakan serupa telah terjadi sejak akhir Desember 2023 dan awal Januari 2024. Pada 8 Januari, empat pria bersenjata menaiki kapal berbendera Liberia yang sedang transit di rute timur.

Per Trade Winds, Ambrey menganjurkan kapal-kapal yang melintasi jalur ini untuk meningkatkan patroli dek secara berpasangan dan menghindari konfrontasi langsung dengan perompak. Keamanan di Philip Channel menjadi perhatian utama, mengingat lokasi ini merupakan salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia.

Situasi ini menyoroti pentingnya langkah-langkah keamanan tambahan untuk melindungi kru kapal dan muatan mereka dari ancaman yang terus meningkat di kawasan tersebut. Hal ini mengingat insiden ini terjadi di jalur pelayaran Indonesia.

× Image