Gangguan GPS Hambat Logistik Maritim di Selat Hormuz

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Gangguan sinyal GPS dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengganggu arus pelayaran di Selat Hormuz, jalur vital perdagangan global. Operator kapal kini terpaksa membatasi pelayaran malam dan mengubah rute untuk menghindari risiko keamanan.
Sejak serangan Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar pada Juni 2025, insiden gangguan GPS meningkat tajam hingga 60%, memengaruhi lebih dari 1.600 kapal, menurut Maritime Executive. Akibatnya, lalu lintas kapal di Selat Hormuz menurun sekitar 20%, dan banyak kapal memilih transit hanya saat siang hari demi keselamatan.
Laporan dari Windward mencatat bahwa lebih dari 970 kapal per hari mengalami gangguan navigasi akibat jamming dan spoofing sinyal GPS, memaksa operator meninjau ulang protokol keamanan serta mempertimbangkan pengalihan rute via Afrika yang menambah 7 hingga 13 hari perjalanan dan biaya hingga USD 1 juta per perjalanan.
Beberapa kapal juga dilaporkan mengirimkan pesan melalui sistem AIS, seperti "China owned" atau "Russian crude", untuk menghindari potensi serangan. Sementara itu, QatarEnergy menghentikan pengiriman malam hari dari pelabuhan Mesaieed karena alasan keselamatan.
Dengan meningkatnya premi asuransi dan biaya operasional, gangguan ini diperkirakan akan terus menekan logistik maritim hingga ketegangan geopolitik mereda dan solusi teknologi navigasi yang lebih tangguh diterapkan secara luas.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.