Panduan Crewing Berkelanjutan: Lindungi Pelaut, Jaga Rantai Pasok

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Industri pelayaran menghadapi krisis tenaga kerja. Dengan meningkatnya tekanan kerja, kelelahan, dan ketidakpastian karier, semakin sedikit orang yang tertarik menjadi pelaut.
Untuk mengatasi hal ini, panduan Sustainable Crewing Guidelines pertama di dunia telah dirilis. Hal ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan pelaut sekaligus menjaga stabilitas rantai pasok global.
Panduan ini dikembangkan oleh Sustainable Shipping Initiative (SSI) dan Impactt, bekerja sama dengan perusahaan pelayaran dan organisasi maritim. Per Marine Insight, utamanya adalah memberikan kondisi kerja yang adil dan manusiawi bagi pelaut.
Panduan ini muncul di tengah berbagai tantangan: jam kerja yang panjang, kesejahteraan mental yang terabaikan, dan kurangnya perlindungan tenaga kerja. Berdasarkan data, kekurangan pelaut bisa mencapai 90.000 orang pada 2026 jika tidak ada perubahan signifikan.
Untuk itu, Sustainable Crewing Guidelines menetapkan prinsip-prinsip utama:
- Jam kerja dan istirahat yang wajar untuk mencegah kelelahan.
- Perekrutan etis tanpa biaya tersembunyi bagi pelaut.
- Kesetaraan gender dan inklusivitas di tempat kerja.
- Peluang karier dan pelatihan untuk menarik lebih banyak pekerja muda.
CEO SSI, Andrew Stephens, menegaskan bahwa kesejahteraan pelaut adalah inti dari rantai pasok global. “Tanpa pelaut yang sehat dan termotivasi, perdagangan dunia bisa terganggu,” ujarnya.
Panduan ini bukan sekadar kebijakan di atas kertas, tetapi langkah nyata menuju industri pelayaran yang lebih manusiawi. Jika diterapkan dengan baik, Sustainable Crewing Guidelines dapat menjadi solusi untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan bisnis dan hak-hak pekerja. Karena tanpa pelaut, kapal tak akan berlayar.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.