Armada Tanker Bayangan, Ancaman Maritim 2025?
ShippingCargo.co.id, Jakarta — Dalam beberapa bulan terakhir, dunia maritim dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan: meningkatnya penggunaan "armada tanker bayangan" oleh negara-negara seperti Rusia, Iran, dan Venezuela untuk menghindari sanksi internasional. Armada ini terdiri dari ratusan kapal tanker tua yang beroperasi di luar regulasi standar, menimbulkan risiko signifikan terhadap keselamatan pelayaran dan lingkungan laut.
Secara kontekstual, armada tanker bayangan ini adalah armada yang digunakan untuk mengangkut minyak secara diam-diam, menurut Arsenio Dominguez, Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional (IMO), per Reuters. Armada ini berhasil mengelabui dan men sanksi yang diberlakukan oleh komunitas internasional. Kapal-kapal ini seringkali berusia lebih dari 20 tahun, dengan pemeliharaan yang minim, dan terdaftar di negara-negara dengan regulasi maritim yang lemah.
Keberadaan armada tanker bayangan ini memiliki dampak langsung terhadap industri pelayaran global. Lonjakan permintaan terhadap kapal tanker untuk memuat minyak dari Timur Tengah dan perluasan sanksi AS terhadap armada Rusia telah menyebabkan kenaikan tajam pada tarif pengiriman. Tarif untuk supertanker di rute Timur Tengah ke China meningkat sebesar 15% menjadi $4,1 juta. Kenaikan ini berdampak pada margin keuntungan para pengilangan di Asia, dengan margin pengilangan di Singapura turun secara signifikan.
Baca Juga: ANTAM dan JIIPE Percepat Hilirisasi Mineral
Kisah-kisah seperti penyelamatan tanker Rusia bernama "Eventin" di Laut Baltik menyoroti bahaya nyata yang ditimbulkan oleh armada ini. The Times & The Sunday Times melaporkan apabila kapal tersebut mengalami kerusakan mesin di tengah cuaca buruk, sehingga ada risiko pencemaran lingkungan. Operasi penyelamatan yang melibatkan kapal tunda Jerman berhasil mencegah potensi tumpahan minyak yang dapat merusak ekosistem laut.
Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah menyatakan keprihatinannya terhadap risiko yang ditimbulkan oleh armada tanker bayangan ini. Sekretaris Jenderal IMO, Arsenio Dominguez, menekankan perlunya penegakan regulasi keselamatan dan lingkungan yang lebih ketat untuk mengatasi masalah ini. Pertemuan IMO yang dijadwalkan pada bulan Maret akan membahas pengawasan yang lebih ketat terhadap transfer minyak dari kapal ke kapal di laut lepas, sebuah praktik berisiko yang sering dilakukan oleh tanker bayangan.
Masyarakat internasional, termasuk pembaca di Indonesia, perlu menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh armada tanker bayangan ini. Keterlibatan dalam diskusi global mengenai penegakan regulasi maritim dan dukungan terhadap inisiatif untuk meningkatkan keselamatan pelayaran sangat penting. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi pada upaya menjaga keselamatan maritim dan melindungi lingkungan laut dari ancaman yang ditimbulkan oleh praktik-praktik ilegal dalam industri pelayaran.